Saturday 11 July 2020

Guru: Model Perbaikan Karakter Bagi Peserta Didik

"Wahai, manusia, saya tidak menyuruh Anda melakukan tindakan, melainkan mula-mula saya sendiri melakukannya mendahului Anda, saya tidak akan mencegah Anda dari sesuatu melainkan saya mencegahnya dahulu dari diri saya." (Ali bin Abi Thalib)

Kutipan di atas kuambil dari buku Puncak Kefasihan, sebuah master piece abadi milik Ali bin Abi Thalib. Seorang pemuda ahli surga. Pemisah antara kebenaran dan kebatilan. Seorang yang di tangannya pernah berkibar bendera keberanian sejak usianya masih belia.

Figur abadi kebaikan yang sulit dicari bandingannya. Baik dalam segi keberanian, kemurahan hati, dan pengetahuan. Sehingga, pantaslah kiranya kita sematkan namanya di hati kita sambil melafazkan shalawat. Allahuma sholi ala sayidina Muhammad wa ala Ali sayidina Muhammad.

Semoga Allah merahmati kita semua syafaat. Aamiin.

Nah, bicara tentang figur suri tauladan yang juga dikenal sebagai pintunya ilmu ini tak akan pernah habis. Figur seorang guru yang relevan dijadikan teladan bagi guru di era digital yang mulai tenggelam dengan hiruk pikuk media sosial. Hal yang juga digeluti peserta didik zaman now.

Imbasnya, guru zaman now terkesan lebih sibuk. Berusaha mengikuti perkembangan teknologi yang bergerak dengan cepat. Melupakan bahwa produktivitas guru zaman now bisa tenggelam dan terjebak di pusaran kemajuan teknologi.

Mengapa kubilang begitu?

Mungkin akan lebih mudah jika kuceritakan pengalamanku sebagai guru di sekolah, ya? Sebagaimana aku dan teman-teman berusaha untuk mengejar ketertinggalan kami demi perbaikan pembelajaran di kelas.

Bahkan, kami sering harus mengikuti pelatihan pembelajaran terbaru dengan teknik/ metode terbaru. Sayang, saat kembali ke sekolah, kami tak bisa mengaplikasikan metode baru tersebut karena belum siapnya sarana dan prasarana sekolah. Akibatnya, kami tetap mengajar menggunakan teknik/metode lama. Seolah pelatihan hanya formalitas saja.

Sayang, kan?

Tapi, begitulah kenyataannya. Belum ada sinergi berkesinambungan yang mendukung kemajuan pembelajaran bagi peserta didik.

Keadaan ini membawa gap antara ekspektasi guru untuk mengaplikasikan ilmu barunya, dan realitas kesiapan sekolah untuk mendukung guru tersebut. Sebut saja, aku dan tiga orang temanku yang lulus ppgdj di Unila tahun 2018 lalu yang nggak bisa optimal mengaplikasikan ilmu kami di sekolah. Gimana nggak, kembali ke kelas kami lebih banyak berkutat ngurusin administasi (tagihan) siswa yang seharusnya jadi tugas TU. Belum lagi tugas lain yang menumpuk seperti persiapan ujian, akreditasi, perpisahan, lsp, bkk, dan lain-lain. Pekerjaan tambahan yang bikin guru meninggalkan tugas mengajarnya. Hal yang bikin kami sebagai guru merasa berdosa karena lalai dengan tugas mengajar. Tapi, mau bagaimana? Semua harus dikerjakan dengan deadline tertentu. Hasilnya, ya, peserta didik yang jadi korban. Mereka sering ditinggalkan oleh guru. Hingga muncul yang namanya jamkos, jam kosong.

Hal yang seharusnya tidak terjadi jika ketersediaan guru mencukupi agar tak terjadi double job.

Tapi, ya, alasan efisiensi guru dan keuangan jadi pertimbangan. Hingga kekosongan guru pun diantisipasi dengan guru yang ada. Jadilah, peserta didik menerima ilmu dari guru yang bahkan nggak ngerti mau ngajar apa. Boro-boro mau bikin mereka pinter, guru tersebut kadang frustasi dan ngajar ala kadarnya saja. Sekedar menggugurkan tanggung jawab.

Nah, itu yang pernah kualami di sekolahku. Untungnya, sekarang sih mulai sedikit berbenah. Sekolah sudah mulai memikirkan untuk menambah formasi guru yang linear. Sekaligus mengurangi double job. Aku pun tahun ajaran baru ini hanya dapat 25 jam dari yang biasanya antara 32 atau 33 jam. Alhamdulillah.

Belajar dari pengalaman masa lalu kami yang kelam karena sering menelantarkan siswa. Evaluasi pun terus dilakukan meski aku juga heran kenapa bisa seorang guru hanya kasih catatan, lalu dengan santuy nya nongkrong di kantor. Rasanya ingin kujitak jidatnya. Sungguh bukan teladan yang baik.

Kadang guru model begini (malas ngajar) tidak pernah dapat tugas tambahan. Ya, piye. Datang saja malas, masuk kelas ogah, gimana dengan tugas ekstra? Bisa bubar deh.

Selanjutnya, aku pun jadi introspeksi diri. Evaluasi diri. Apakah aku sudah jadi guru yang baik? Apakah aku sudah cukup berusaha?

Evaluasi diri yang buat aku lebih berhati-hati karena aku masih belajar untuk jadi guru yang baik.

Guru Teladan sepanjang masa

Kesadaranku sebagai fakir ilmu dan awam atas banyak hal ini menumbuhkan semangatku untuk membaca tentang manusia pilihan ini. Ali bin Abi Thalib.

Sementara kita dilengkapi dengan karakter yang cenderung pada kesia-siaan. Sifat manusia pilihan ini bersih. Maksum. Terhindar dari dosa.

Bahkan karakternya pun memiliki keistimewaan. Sebagaimana tertulis dalam buku Nahjul Balaghah.

Berbeda dengan karakter alami yang dimiliki Ali bin Abi Thalib yang mencakup tiga point. Sebagaimana yang dikatakan asy-Syafi'i, " Apakah yang dapat kukatakan tentang orang yang di dalam dirinya terdapat tiga sifat dengan tiga sifat lainnya, yang tidak pernah terdapat bersama-sama dalam diri siapa pun lainnya - kemurahan hati dengan kesusahan, keberanian dengan kebijaksanaan, dan ilmu pengetahuan dengan prestasi amaliah." (Puncak Kefasihan)

Masya Allah, sungguh figur teladan guru yang dapat membangun karakter peserta didik.

Aku yakin, dengan menjadikan Ali bin Abi Thalib sebagai idola dibandingkan selebrita di medsos, kita akan temukan diri kita selamat. Dunia dan akhirat.

Bandarlampung, 11 Juli 2020



Wednesday 8 July 2020

Pencarian Mutiara Hikmah Dalam Sebuah Buku


Kata-kata berada dalam kendali Anda sebelum Anda mengucapkannya. Tetapi setelah Anda mengucapkannya maka Anda berada di bawah kendalinya. Karena itu jagalah lidah Anda seperti Anda menjaga emas dan perak Anda, karena sering suatu ucapan merenggut nikmat dan mengandung hukuman.  (Puncak Kefasihan Nahjul Balaghah, hal: 823)


Well, ini adalah kutipan dari buku khutbah Ali bin Abi Thalib yang dikenal dengan nama Nahjul Balaghah. Karya master piece khalifah ke empat sekaligus kemenakan dan menantu Rasulullah Saw. Suami Fatimah Azzahra binti Muhammad bin Abdul Muthalib.


Buku yang tebalnya 853 halaman ini baru kudapat hari ini. Pinjaman dari temen bapak yang seorang pencinta buku. Terutama buku-buku religius.


Jujur saja, buku-buku tebal yang berat ini kebanyakan kudapat dari pinjaman dari komunitas buku bapak. Al Hakim. Aku numpang baca aja, karena buku-buku ini harganya mungkin tidak murah.


Aku bahkan pernah baca buku ayat-ayat setannya Salman Rusdi saat buku itu masih viral. Tapi, herannya buku itu hilang. Nggak tahu kemana. Begitu pun ingatanku tentang buku itu. Maklum saja, aku hanya baca sekilas.


Beberapa saat kemudian, aku baru tahu kalau buku ini dilarang karena berisi propaganda untuk menguasai dunia. Bahkan kudapati bahwa kepala Salman Rusdi sudah dihargai oleh pemimpin Revolusi Iran saat itu sebagai akibat tulisannya yang dianggap melecehkan agama. Penistaan keyakinan agama samawi.


Wuih, berat ya ngomongin ini. Sekarang sih aku nggak tahu kelanjutan isu ini. Aku hanya mengerti satu hal, berdasar buku yang kubaca - bahwa - bangsa Iran dikenal dengan konsistensinya terhadap keputusan yang dibuat dan ketaatannya pada pemimpin. Apalagi hal ini bersinggungan dengan masalah prinsip aqidah.

Alasanku Membaca 


Keteguhan hati yang tersirat dalam tulisan di buku-buku inilah yang mungkin tanpa sadar menarikku untuk menyukai buku-buku. Benda mati yang memuaskan rasa hausku atas pencarian mutiara hikmah dari kata-kata yang tersembunyi dari lembarannya.


Bagaimana kata-kata dapat merubah pandangan seseorang. Hingga bapak begitu kagum dengan bangsa Iran. Karena buku.



Masih hangat dalam kenanganku gimana almarhum pakde Jum yang seorang brimob begitu khawatir karena bapak menyimpan banyak gambar pemimpin Revolusi Iran yang terjadi tahun 1979. Imam Khomeini. Takut bapak akan diduga sebagai aliran keras karenanya dan ditangkap polisi.


Padahal bapak hanya seorang pecinta buku. Sebagaimana aku.


Kemudian, jika kamu tanyakan padaku tentang buku apa yang kusuka dan genre apa yang jadi favoritku, aku pasti akan terdiam. Begitupun saat kamu tanyakan alasanku kenapa menyukai buku. Aku tak punya jawaban.


Hal itu bukan karena aku nggak punya jawaban atau nggak tahu apa yang ingin kutahu. Aku diam dan tak punya jawaban atas pertanyaan itu karena semuanya masih tersembunyi dibalik buku-buku yang ingin kubaca. Bentuk usaha pencarianku atas mutiara hikmah dari buku.


Okey, katakan saja aku rakus karena nggak mau menjawab hingga membatasi keinginanku untuk mencari dengan membaca dan membaca lagi.


Tak mengapa, kan? Karena ini pun sebuah pilihan. Sama seperti kisah-kisah awal aku suka baca buku. Komik-komik mangaa Jepang yang bisa berseri-seri. Komik-komik yang bisa kutelan habis dalam sehari meski ada 32 seri. Seru, ya.


Pencarian tanpa batas dalam buku favoritku

 Mengapa kubilang begitu?  


Membaca buku bagiku seperti sebuah kesenangan. Seperti petualangan atas pencarian mutiara hikmah yang tersembunyi di ujung dunia. Pencarian tanpa batas yang terefleksi dalam sebuah benda. Buku.




Mungkin itu sebabnya aku sedikit menyukai Kim, dan kuanggap sebagai salah satu buku favoritku. Sebuah novel karya Rudyard Kipling tentang seorang sahib, murid seorang guru  yang melakukan perjalanan menuju sungai. Simbol penyucian diri.

Kim yang terlahir di tanah India sebagai anak jalanan merupakan wujud pencarian jati diri. Kim yang bermata biru, berambut pirang dan berkulit putih - seolah hidup antara dua dunia. Bukan seorang Inggris, dan juga bukan seorang India.


Jiwa liar Kim menemukan penyangga saat ia bertemu sang Lama, guru yang mulanya enggan menjadikan Kim sebagai muridnya. Tapi, keteguhan dan kesetiaan Kim akhirnya meluluhkan hati Guru. Mereka akhirnya melakukan perjalanan bersama.

Sayang, sang Guru menyadari bahwa Kim butuh pengajaran dan bimbingan sesuai haknya. Mereka pun berpisah. Kim disekolahkan bersama anak-anak lain. Pilihan yang menjadi petualangan baru bagi Kim dan teman-temannya, hingga mereka kabur dan mencari rumah sesungguhnya.

Nah, petualangan Kim yang menakjubkan di tanah eksotis India ini pun yang bikin aku membaca buku lain. Desert and Wilderness. Novel young adult yang keren. Petualangan di tanah yang sama. Kisah pencarian tanpa batas. Mutiara hikmah tentang keteguhan, kesetiaan, tanggung jawab, dan cinta.


Penulis buku yang mengabadikan keabadiaan

Memang sih, bandingin satu genre buku dengan genre buku yang lain - kupikir nggak relevan. Sebagaimana membandingkan air, api, tanah, dan angin. Empat hal berbeda dengan keistimewaan masing-masing. Lengkap dengan fungsinya yang saling melengkapi demi kemaslahatan kehidupan manusia.

Begitu pun dengan penulis.

Seharusnya, bagiku, semuanya istimewa dan abadi. Karena tulisan penulis mengabadikan keabadiaan, seperti: keputusasaan, harapan, impian, amarah, benci, dan cinta serta rasa lain yang menyertainya. Hingga nggak ada yang terlalu baru di bawah sinar matahari kecuali tampilan visualnya saja.

So, aku menyukai penulis dan buku sesuai dengan kebutuhan atau mood yang menyertaiku. Sebut saja saat aku sedang kesal maka aku suka baca komik lucu, dan saat aku ada tugas sekolah maka aku baca buku teks pelajaran.


Sekarang sih, aku lagi senang baca buku online gratis. Rasanya menantang karena ada target waktu pengembalian. Belum lagi tantangan memahami buku itu karena buku-buku tersebut berbahasa Inggris.

Hikmahnya, aku jadi sedikit menambah kosa kata baru dalam bahasa Inggris. Alhamdulillah. Hikmah yang membantuku memotivasi muridku di kelas untuk membaca buku dengan giat. Kalau guru rajin, insya Allah muridnya ngikut, kan?


Selain itu, buku dapat juga memberi kesan mendalam bagi kita. Menghibur sekaligus sebagai distraction.

Paling tidak bagiku.

Salah satu buku yang mengesankan bagiku adalah Filosofi Kopi karya Dee. Bukan karena buku yang di tanganku  ini pemberian penulisnya. Juga bukan karena buku ini termasuk buku fiksi pertama yang berasal dari pemberian orang lain.





Aku terkesan dengan buku ini karena buku ini yang jadi bahan tugas adikku yang mengidap shizophrenia/ f20. Penyakit yang mulai terlihat gejalanya di tahun 2009. Hingga saat itu, adikku yang sedang relapse, merobek buku tersebut. Padahal ia masih butuh untuk bahan tulisannya.


Terbayang, kan usaha kami menyatukan buku itu agar bisa terbaca lagi. Belum lagi ia juga mencoret-coret Perahu Kertas dan Madre. Herannya kok ia hanya menyerang buku-buku Dee. Mungkin karena ia suka banget ya? Untungnya, buku-buku tersebut (Perahu Kertas dan Madre) selamat. Hanya dicoret-coret sedikit covernya. Dan, beberapa minggu kemudian, entah gimana - kami dapat buku Filosofi Kopi lagi dari penulisnya. Ajaib ya. Alhamdulillah.

Eh, aku kok ngelantur ya..

Seperti cerita "Mencari Herman" dalam buku Filosofi Kopi yang berkisah tentang pencarian akan cinta yang tanpa akhir. Cinta yang sesungguhnya di depan mata. Tapi, terbenam oleh ketidak tahuan atau kebodohan.

Herman yang jadi simbol tentang kebaikan dan pencarian cinta tulus yang ada di tiap diri. Cinta yang bikin darah masih berwarna merah, dan jantung masih berdetak. Karena, bagaimanapun beratnya, cinta itu pun yang buat kamu bisa bertahan.


Pointnya sih, hal yang kusuka dari seorang penulis adalah kebaikan hati dan ketulusannya. Hingga "Aroma Karsa" pun muncul nggak lama setelah adikku relapse lagi. Berikut ucapan doa agar keluarga kami selalu sehat. Padahal penulis buku ini nggak tau tentang adikku.




Kata-kata sederhana yang menghangatkan ya. Bagai doa-doa.

Kesimpulan


Membaca buku, menurut sebagian orang dianggap sebagai membuka sebuah pintu pengetahuan. Sebuah pintu yang membuka berjuta peluang akan pengetahuan yang lain.

Sedang tugas kita adalah nggak semata membaca, tapi mengaktualisasikan pengetahuan tersebut dalam tindakan. Aksi yang dapat merubah diri dan sekitar. Menginspirasi demi perbaikan yang lebih besar. Dimulai dari hal sederhana. Sekarang juga. Ah, ini mengingatkanku akan Kim yang penuh spontanitas dan keberanian.

Paling tidak, membaca buku dapat menghidupkan terus slogan kasih sayang pada sesama. Lalu, memulai aksi kebaikan dengan kemampuan yang kita miliki sebaik mungkin.


Jadi, mungkin itulah maksud yang dikatakan bahwa kata-kata itu dapat menjadi hukuman bagi yang ceroboh dengan lisannya. Sebaliknya, kata-kata atau tulisan itu bisa jadi hadiah dan harapan bagi yang bijaksana menjaga lisan/kata-katanya.

Gimana menurutmu?

Bandarlampung, 7 Juli 2020

Monday 6 July 2020

Review Buku Motivasi "Begin It Now"

 Winning starts with beginning
(Robert Schuller, page 198)

Kata-kata yang menohok bagiku yang senang menunda-nunda pekerjaan. Kesadaran yang bangkit karena aku tahu nggak akan ada yang tuntas tanpa dimulai. Hal yang nggak mungkin selesai, jika selalu khawatir dengan pandangan orang lain yang meremehkan kemampuan kita.


Well, nggak ada yang salah untuk takut gagal. Itu manusiawi. Tapi, kita nggak akan tahu hasilnya kalau tidak mulai prosesnya saat ini juga. Begin it now.


Dengan kata lain, memulai suatu pekerjaan sekarang juga dengan bahagia akan menjadikan kesuksesan awal tercapai.



Begitulah, aku tergoda membaca buku ini saat melihat judulnya. Begin it now. Jujur saja, makanan bergizi bernama buku yang kutelan biasanya berkisar antara fiksi atau buku teks pelajaran. So, here is my first challenge to read this kind of book. Ini juga untuk memenuhi RCO8 yang makin seru, Membaca buku Motivasi dan pengembangan diri. Keren banget!


Paling nggak, aku jadi termotivasi untuk membaca genre lain selain romance. Suatu kemajuan, kan? Perubahan yang bikin aku jadi lebih bersemangat dalam menulis.


Tak dapat disangkal bahwa memulai hal yang baru itu sungguh menakutkan. Begitu pun bagiku. Tapi, kita nggak akan pernah tahu hasilnya kecuali kita mencobanya. Lalu, melewati proses kegagalan dengan penuh semangat dan optimisme.

Bukankah awal yang gagal adalah separuh keberhasilan. So, keep moving forward.


Sebagai seorang guru SMK yang dibebankan jam mengajar padat dengan tuntutan untuk menghasilkan output/siswa yang berkompetensi di bidangnya dalam bentuk keterampilan, kupikir buku ini sangat berguna.


The great aim of education is not knowledge but action 
(Herbert Spencer, page:140)

Ilustrasinya sih, pendidikan itu seharusnya dibuat untuk dapat diimplementasikan di masyarakat secara praktis. Tidak rumit. Maksudku, seharusnya bahwa pendidikan itu dibuat sesuai dengan kearifan lokal agar dapat berguna bagi sekitar. Tujuan pendidikan bukan hanya pengetahuan tapi aksi. Bermanfaat. Bukan ilmu langit yang sulit dipraktekkan dan tidak sesuai dengan budaya lokal. Misalnya, pembelajaran membuat kerajinan dari kayu jati. Padahal penduduk lokal membudidayakan rotan. Nggak salah sih. Tapi, kurang tepat sasaran.


Pendidikan sewajarnya bertujuan buat perbaikan kesejahteraan masyarakat. Sebagaimana dengan belajar membaca itu dapat memperbaiki cara pikir dan bertindak kita. Pendidikan yang ada baiknya pun tak berhenti di level pengetahuan. Tapi dapat diamalkan.


Buku ini pun seolah mengisyaratkan padaku tentang kegagalan yang juga bagian dari kesuksesan. Bagian dari hidup.


Seorang yang mengalami kegagalan dalam hidup, dan terus berusaha bangkit demi menggapai impian masa kecilnya. Lalu, ia gagal dan gagal lagi. Begitu terus-menerus, hingga akhirnya ia sadari bahwa kegagalannya itu pun bagian dari kesuksesannya. Ia menerima segalanya, dan bahagia hidup bersama kegagalan-kegagalan tersebut. 


Ia mengerti bahwa achievement atau pencapaian dalam hidup bukan semata berasal dari kesuksesan hari ini saja. Melainkan proses kerja keras yang sistematis, konsisten dan terintegrasi dengan seluruh aspek kehidupannya yang bikin hidupnya berarti. Apalagi dalam proses tersebut ia dapat berbagi dan memberi sesuatu pada orang-orang yang membutuhkannya.


Itulah arti kesusksesan. Tujuan dari pembelajaran yang outputnya adalah action yang membahagiakan. Bukan sekedar pengetahuan yang membanggakan.


Ada juga gambaran kisah tentang seorang pengusaha yang gagal dalam bisnisnya. Ia terpuruk. Jatuh ke jurang keputus-asaan. Bahkan enggan bertemu siapa pun. Hingga suatu hari, ia bertemu teman kesadarannya. Lalu, ia mulai tertatih bangkit. Sulit memang. Tapi ia terus bertahan, dan terus berjuang dan belajar. Tak pernah menyerah.


Selanjutnya, ada pula yang bercerita tentang hal-hal baru yang diumpamakan dengan new ocean atau samudra baru setelah ia melepaskan rasa takut kehilangan pijakan hidup. Ia akhirnya temukan kebahagiaan lewat petualangan di lautan luas kesempatan.

Man cannot discover new ocean until he has courage lost sight of the shore.
(Anon, page 191).


Begitu banyak kisah tersirat yang muncul di kepalaku saat membaca buku motivasi karya Susan Hayward ini. Kata-kata sederhana yang penuh dengan makna yang tujuannya adalah aktualisasi diri.


Menurutku, "Begin it now" adalah salah satu buku motivasi yang menggerakkan kita untuk memulai sesuatu demi kesuksesan masa depan. Buku inspiratif yang dapat membuka mata dan telinga kita untuk mulai bertindak. Sekarang juga!


Dalam buku setebal 210 halaman ini, kita akan temukan kata-kata penggugah semangat yang membuka ruang baru buat perubahan. Keberanian untuk membuka diri, keluar dari rasa takut gagal untuk bertemu lautan luas kesempatan. 



Kelebihan Buku


Buku "Begin it now" ini mudah dipahami. Kata-kata motivasi yang tertulis pun sederhana dan dapat dilaksanakan oleh siapa saja. Tanpa kecuali. 

Bisa dibilang, setelah membaca buku ini kita akan lebih berani mengambil risiko dalam hidup. Berani untuk merebut kesempatan dan memulainya sekarang juga.


Kesimpulan



Nah, kalau kita buat mind mapping sederhanaya adalah bahwa nggak akan kita peroleh apa-apa jika kita ragu kecuali inferioritas. Artinya, kita akan selalu kecil dan rendah diri jika ragu untuk Begin it now untuk apa pun yang kita ingin lakukan. Sekecil apa pun langkah itu, jika tak pernah dimulai kita akan selalu merasa tak berdaya. Inferior.

Lalu, seandainya kita mulai bergerak Begin it now tanpa ragu untuk membuat banyak kesalahan dalam proses kreatif kita, maka kita akan merasa percaya diri. Superior

Akhirnya, dengan disiplin dan kerja keras serta komitmen pada tujuan - maka keberhasilan akan tercapai. Excellence bukan hanya impian. So, bagaimana menurutmu? 


Please, jangan ragu! Begin it now! Mulai Sekarang Juga! Insya Allah, kesuksesan bukan hanya milik orang lain. Tapi, milikmu juga! 

#RCO8
#OneDayOnePost
#ReadingChallengeOdop8
#PengembanganDiri


Bandarlampung, 7 Juli 2020


Judul buku     : Begin it now
Penulis           : Susan Hayward
Tebal Buku    : 210 halaman
Penerbit         : Crows Nest, N. S. W In Tune Book
Publikasi        : 1987
ISBN              : 0959043918
                         9780959043914
Bahasa            : English
Topik              : Motivation (Psychology), Risk Taking (Psychology)

Thursday 2 July 2020

Review Buku Blind Willow Sleeping Woman

Bismillah


Okeh gaes.. aku sekarang mau ngomongin tentang buku online yang kubaca lewat archive.org. Book reader. Gratis. Aku minjem selama 14 hari untuk memenuhi tantangan RCO 8 membaca kumpulan cerpen fiksi. Sebenarnya bingung juga cari buku, karena yang kupunya itu bukunya Bahjat. Kumpulan cerpen yang bukan fiksi. Karya Bahjat kan ngambil dari kisah yang ada di Al quran. Non fiksi. Itu kata adikku yang guru bahasa Indonesia. So, aku pinjem buku online ini. 




Then, here I am reading Blind Willow Sleeping Woman karya Haruki Murakami. Sastrawan Jepang yang menurutku banyak mengadopsi pemikiran Barat. Trus, ia menggabungkannya dengan gaya penulisannya yang khas. Aroma Jepang berbalut pemahaman budaya global. Amerika.


Pengetahuannya tentang budaya masyarakat Jepang yang membaur dengan budaya Barat menjadikan karyanya bisa jadi referensi bagi yang ingin tahu tentang masyarakat Jepang modern di tahun 90an. Tentu saja dilihat dari kacamata penulis yang kupikir cukup kritis.


Buku digital yang kubaca ini berisi dua puluh empat cerita yang mengekspos dengan detail gimana seorang penulis paham tentang pencarian manusia untuk memecahkan kesepian yang hadir karena penyesalan. Atau tentang bagaimana seseorang bisa tersedot oleh pencarian akan sesuatu yang seolah sia-sia. Meski kesadaran akan kesia-sian itu sendiri disadari dan dipahami sebagai bagian dari hidup. Tak terelakkan. Hingga penerimaan akan hal tersebut adalah keniscayaan.


Dalam cerita awal Blind Willow Sleeping Woman,  Murakami menceritakan tentang seorang pria yang harus menemani kemenakannya ke rumah sakit. Hal unik yang menggelitikku dari kisah ini adalah gimana si pria berdialog dengan keterbatasan pendengaran kemenakannya. 

Ikatan yang dihadirkan dari dua tokoh ini bikin aku mempertanyakan tentang hubungan manusia dengan sekitarnya. Gimana tenggelamnya kita dalam suatu pencarian akan membuat kita lupa tentang arti hidup itu sendiri.


Bahwa kadang yang kita lihat, dengar, dan rasakan mungkin saja berbeda dengan yang sebenarnya. Maksudku, kita diminta lebih membuka diri atas segala perbedaan, atau sesuatu yang mungkin tak lazim di masyarakat.


Sebut saja gimana Murakami menganalisa tentang pemahaman virginity bagi sebagian orang di zamannya. Gimana sebagian menganggap itu sesuatu yang tak begitu penting. Sementara yang lain menganggap virginity sebagai sesuatu yang wajib dipertahankan hingga saat menikah. 


Aku juga bertanya-tanya tentang apa yang tersembunyi dalam cerita "Hunting Knife" yang bertutur tentang pasangan muda Jepang yang berlibur di sebuah pantai yang nggak jauh dari pangkalan militer Amerika. Gimana pasangan ini concern banget dengan tetangga kamar hotel mereka. Keluarga Amerika. Ibu dan anaknya. 

Kedua orang Amerika itu terlihat begitu kaku dan formal hingga pasangan Jepang ini merasa selalu sungkan. Pasangan muda ini memperhatikan gimana keduanya hanya berada di spot biasa. Si ibu mendorong kursi roda anak. 

Mereka hanya diam membaca di lobi atau duduk di bawah pohon di pinggir pantai. Sangking perhatiannya, pasangan Jepang ini bertanya-tanya dalam hati karena suatu hari ibu dan anak itu tak ada di spot biasa. Hingga di malam terakhir liburan mereka, si suami sulit tidur dan menemukan pemuda Amerika itu duduk sendiri di atas kursi rodanya. 

Di situ, pemuda itu menceritakan tentang keadaan dirinya dan keluarganya. Tentang keinginannya menghilangkan ingatannya. Sekaligus meninggalkan sesuatu untuk dikenang.

"... I start to fade away, too. Only the knife is always there - to the very end. Like the bone of some prehistoric animal on the beach. That's the kind of dream I have." (page: 94)

You know what.. I keep sighing when reading this book coz frankly speaking I don't fall into deep thinker category. So, ya gitu. Aku hanya paham sedikit. Itu pun hanya permukaannya aja. Meski nggak ngejar nothingness, seperti tokoh pemuda Amerika ini. 

"I spent my days pursuing the nothingness - rien - it creates. My job is to create that void, that rien." (page: 90)

Rasanya kok kayak nelen pil pahit ya? Seperti titik nol pengharapan.

Aku jadi mikir kalo penulis mau nunjukin kalo pemuda Amerika ini punya segalanya. Sekaligus tak punya apa-apa. Bahkan sekedar harapan pun ingin dihilangkannya.


Ada juga kisah Junpei yang bertemu dengan seorang wanita, Kirie yang usianya lebih tua darinya. Mereka bersama dan saling mengenal tentang diri masing-masing. Passion dan cinta yang mereka miliki. Hingga Junpai menyadari kesendiriannya sebagai penulis. Sementara Kirie ada di tempat tertinggi yang dicintainya. 

Aku sendiri bingung dengan maksud cerita ini. Mungkin itu karena aku selow ya ^^

Never mind. Yang sedikit kupahami adalah sosok Junpei dan Kirie ini seperti gambaran pemuda Jepang yang resah. Gelisah dengan masa depan dan apa yang mereka cari. 

Itu menurutku lho. Sebagaimana orang muda yang mungkin bosan ada di zona nyaman. Ingin sesuatu yang menantang. Agar hidup ini berubah lebih baik. Atau sekedar memuaskan pencarian yang masih terus dicari.


Kelebihan buku 
 
Buku ini keren. Nyastra banget. Mungkin ini yang jadi alasan orang addicted dengan karya Murakami yang dekat dengan kehidupan masyarakat modern Jepang.

Apalagi gaya penceritaannya yang beda dari yang lain. Bikin nggak bosen baca bukunya. Terlebih, gimana dengan terang dan jelas Murakami menceritakan pengaruh modernisasi bagi kehidupan tradisional pemuda Jepang. But, gaes fyi , buku ini bukan untuk konsumsi anak-anak karena gambaran penceritaan tokohnya begitu jujur berkisah tentang kehidupan sehari-hari termasuk hubungan antar lawan jenis. 

Kelebihan buku ini juga adalah gimana kritik yang dilempar oleh penulis dengan humor yang dalam hingga tamparan tak terasa begitu sakit. Mengingatkanku tentang karya sejenis yang juga diminati karena kritik sosialnya seperti Pengakuan karya Anton Chekov. Ah, enggak ngerti banget juga deh. Agak lupa aku hehe. Jadi pingin baca lagi. 

Oya, buku ini terdiri dari dua puluh empat cerita. Kebayang kan gimana bermenit-menit kita bisa tenggelam dalam cerita ini.



Kekurangan Buku

Seperti yang kita ketahui bahwa buku yang nyastra itu pasti berat. So, buku ini pun butuh kerja ekstra untuk memahaminya. Kita perlu baca ini beberapa kali untuk mengerti. Selain itu, bebarapa teks nya bercerita tentang hubungan orang dewasa yang pastinya bukan untuk konsumsi anak-anak.

But, overall gaes.. ini buku bagus. Percaya deh. Yuk baca bareng aku.


Bandarlampung, 2 Juni 2020

Monday 29 June 2020

Review Buku Metode Penelitian Untuk Pengajaran Bahasa Inggris

Bismillah

Sebentar lagi Tahun Ajaran Baru 2020/2021. Momen yang berbeda dibanding tahun-tahun ajaran baru sebelumnya, mengingat kebijakan baru di ranah pendidikan yang mulai dicanangkan, seperti aturan penyerderhanaan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar.

Nah, aku nggak akan membicarakan tentang permen-permen dan kisi-kisi dari standar proses yang terdiri 23 item itu - yang Alhamdulillah telah disederhanakan jadi 3 item saja, dan disebut RPP Guru Merdeka. RPP yang beri kemudahan buat guru .

Aku akan mereview buku tulisan guruku sewaktu PPGDJ di Unila tahun 2017 lalu, Prof. Ig Bambang yang dikenal dekat dengan para mahasiswanya. Kepribadian dan integritasnya bikin beliau jadi idola di kalangan mahasiswi.

Well, mungkin tepatlah seperti yang orang bilang, "Cintailah gurumu, maka ilmu yang kau pelajari akan terasa mudah."

Kiranya ini tepat menggambarkan dosen yang senang membahas tentang filsafat ini.

Okey, kembali ke buku metodologi penelitian yang  covernya berwarna putih ini yang kupikir baik dijadikan referensi bacaan buat guru atau calon guru dalam membuat RPP dan PTK (Penelitian Tindakan Kelas). So, evaluasi seusai pembelajaran bisa lebih maksimal.



Buku yang terdiri dari tujuh belas bab ini diawali dengan bab pertama tentang Penelitian Dalam Pengajaran Bahasa Asing. Isu yang dibahas tuntas dan mendalam.

Sedangkan bab dua membahas tentang validitas dan reliabilitas. Di sini dijelaskan bahwa meski ilmu sosial hampit tak mungkin diukur validitas dan reliabilitasnya, keduanya wajib diperhatikan peneliti demi menghasilkan temuan-temuan yang dapat diandalkan.

Dikatakan bahwa validitas dan reliabilitas adalah unsur alat ukur yang relatif tak terpisahkan. Dalam ilmu sosial, penting untuk dipahami bahwa tak ada subjek dari penelitian yang betul-betul memiliki kondisi dan situasi yang sama dengan subjek dari penelitian yang lain. Sehingga validitas dan reliabilitasnya bisa berbeda dari penelitan satu ke penelitian yang lain.

Bisa dikatakan bahwa keduanya merupakan aspek penting dalam penelitian.

Selain menjelaskan tentang pengertian, contoh dan keutamaan dari kedua aspek dari penelitian ini, buku ini juga menjelaskan prosedur pengambilan sampel penelitian. Isu yang dijelaskan dengan cukup sederhana hingga peneliti mudah mengimplementasikannya di kelas.

Dengan kata lain, bahasan-bahasan di buku ini kupikir cukup berguna bagi mahasiswa jurusan pendidikan bahasa asing dan guru. Buku yang dapat membantu pembaca untuk merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang pengajaran bahasa asing.

Bandarlampung, 29 Juni 2020

Judul buku    : Metode Penelitian untuk Pengajaran Bahasa Asing
Penulis           : Ag. Bambang Setiyadi
Tebal buku    : 313 halaman
Penerbit         : Graha Ilmu

Sunday 28 June 2020

Review Buku Seri Pemuka Islam Ali Bin Abi Thalib

Bismillahirrohmanirohim

Selamanya kita tak akan bisa menyangkal tentang keutamaan dan kemuliaan manusia-manusia suci keluarga Rasulullah Saw. Keagungan dan tauladan seluruh umat manusia.



Buku karya Syed Mehdi Ayatullahi setebal 56 halaman ini kiranya bisa memperkenalkan tentang sekelumit kisah manusia agung ini. Ali bin Abi Thalib. Suami Fatimah Azzahra putri Rasulullah sekaligus keponakan Rasulullah. Seorang pemuda yang pertama kali masuk Islam.

Kecintaan dan ketaatan Ali pada Rasulullah Saw tergambar jelas dalam kisah ini. Bahkan banyak riwayat menyatakan keutamaan posisi Ali di sisi Rasulullah. 

"Siapa yang menjadikan aku sebagai pemimpin, maka Ali juga adalah pemimpinnya. Ya Allah! Cintai orang yang mencintai Ali, dan musuhi orang yang memusuhi Ali. Tolonglah orang yang menolong Ali, dan musuhilah siapa saja yang menentangnya. Hendaknya hadirin menyampaikan kepada yang tidak hadir. Aku berharap mereka berkenan untuk mendengar dan mau menerimanya." 

Awal kisah dimulai saat kelahiran Ali bin Abi Thalib di tanggal tiga belas Rajab, dua puluh tiga tahun sebelum Rasulullah hijrah. Bayi mungil yang lahir ini memancarkan cahaya di semesta raya.

Diceritakan oleh Kunaab Mecci bahwa ia melihat Fatima binti Assad berjalan tertatih mengelilingi Kaabah. Mereka mendengarnya berdoa, " Ya Allah aku beriman pada Mu dan Nabi Ibrahim, yang atas perintah Engkau ia membangun Kaabah ini. Ya Allah aku bersumpah demi Nabi Mu dan demi putra yang ada dalam kandunganku. Berilah kemudahan padaku dalam melahirkan putraku."

Lalu, terjadilah peristiwa luar biasa. Allah mengabulkan doa Fatima. Tembok Kaabah terbuka, dan masuklah Fatima ke dalamnya.

Melihatnya Abbas dan orang-orang bingung dan heran. Mereka berusaha membantu. Tapi pintu Kaabah tidak terbuka. Hingga 4 hari kemudian keluarlah Fatima bin Assad bersama bayinya. 

"Tuhan telah memilih aku di antara wanita-wanita Mekkah, dan Dia telah menjadikan aku sebagai tamu Nya. Aku bertamu ke rumah Nya, para malaikat menyuguhiku makanan dan minuman dari Surga."

Inilah gambaran awal betapa sejak kelahirannya yang suci, kehidupannya pun selalu berada dalam bimbingan langsung manusia pilihan Allah. 

Sebagaimana yang tertulis dalam Nahjul Balaghah, 

"Saudaraku Nabi Muhammad Saw selalu memangkuku di dalam pangkuannya, dan senantiasa memeluk aku dengan kasih sayang. Beliau selalu mengunyahkan makanan untukku, dan memasukkannya ke dalam mulutku."

Aku juga pernah membaca tentang kecintaan pengikut Ali karena cintanya pada Rasulullah, hingga di pintu rumahnya terukir kata-kata, " La fata ila Ali wa la saifa ila zulfikar.." 

Nah, selanjutnya buku ini pun menceritakan rentang perjalanan hidup masa remaja Ali bin Abi Thalib yang tak jauh dari bayang-bayang Rasulullah. Bagai "Laron yang mengitari Lentera."

Ali remaja juga selalu mendampingi Rasulullah dalam peperangan dengan keberanian dan ketaatannya. Bahkan, Ali bin Abi Thalib mampu mengangkat benteng Khaibar dengan kedua tangannya. Benteng yang seharusnya diangkat dua puluh orang ini dapat diangkat Ali bin Abi Thalib sendirian. 

Kisah pengorbanan diri, kepemimpinan dan kasih sayangnya pada umat kiranya dapat dijadikan inspirasi bagi generasi milenia.


Aku terkesan akan rasa kasih sayang Ali bin Abi Thalib pada orang miskin. Hingga saat shalat pun, Ali bin Abi Thalib mampu bersedekah.


So, bisa dibilang buku yang disajikan bergambar ini cukup baik dibaca semua umur. Selain penyampaian pesan yang simple, buku ini pun menginformasikan pada kita bahwa kecintaan dan pengorbanan itu berjalan bersama. Dan, sungguh bahwa yang mencintai akan selalu bersama dengan yang dicintai. Insya Allah.

Marilah kita memohon pada Allah, semoga kecintaan kita  pada yang dicintai Rasulullah menjadikan kita berhak atas syafaat Nya. Aamiin

Bandarlampung, 26 Juni 2020

Judul Buku   : Ali bn Abi Thalib Ra
Penulis          : Syed Mehdi Ayatullahi
Tebal buku   : 56
Penerjemah  : Akhmal
Editor             : Sandy, U. Bashir, S.Ag
Penerbit        : Penerbit Al Huda Dream

Happy Moments of First Baby, Pregnancies, and Its Myths

Kebahagiaan itu sederhana. Sebagamana sebuah keluarga yang menanti kehadiran seorang bayi pertama yang dinanti. Apalagi bagi seorang pria sekaligus suami yang menantikan detik-detik menjadi seorang ayah untuk pertama kalinya. Perasaan excited dan antisipasi yang tak terkira pasti memenuhi relung hati. Ditambah rasa syukur pada nikmat yang Allah berikan atas amanah yang luar biasa.


Mungkin rasa itu juga yang terlukis seperti yang disampaikan oleh tulisan ini, Kenginan yang dalam seorang suami untuk ikut berkontribusi dalam proses kehamilan dan kelahiran tak mengurangi berjuta rasa resah membuncah karena menunggu kelahiran si buah hati.

Desire to be a part of the pregnancy and childbirth does not reduce a man's anticipation of discomfort regarding an... Nowhere is the socioeconomic programming so 'hardwired" as in the intense pressure fathers feel to provide financial.(Parenthood in America: An Encyclopedia - Volume 1 page 228)
Bahkan di berbagai budaya,  peran suami atau pasangan hidup yang intense dapat membantu bumil melewati masa kehamilan dan kelahiran dengan baik.

Meski budaya kuno terkait pregnancy and childbirth lebih bernilai spiritual, dibandingkan sekarang. But, somehow.. moment ini pasti memberi pengharapan.


Momen Berkesan Kehamilan dan Persalinan

Persiapan menyambut kelahiran bayi can be rewarding and challenging for both expecting parents, especially for a new father. 

Sebagai calon ayah, kamu harus mempersiapkan diri menghadapi proses kehamilan dan melahirkan. Berusaha mengorganisir segalanya agar dapat memberikan yang terbaik bagi si bayi, sebagai amanah terindah Allah.

Kamu juga mungkin akan sangat kelelahan karena sibuk menemani dan membantu istri yang sedang hamil mengerjakan pekerjaan sehari-hari. Apalagi, ditambah tugasmu untuk tetap bekerja demi keluarga kecilmu. 

Bahkan, saat kelahiran nanti kamu akan super rempong. Terutama dalam 6 - 8 minggu kelahiran si bayi. Saat di mana si bayi butuh perhatian ekstra untuk makan dan tidur. 


Membawa pulang bayi pertama pasti memberi kesan mendalam bagi sang ayah baru. Perasaan yang mungkin tak bisa dilukiskan oeh kata-kata. Apalagi jika si bayi telah lama dinanti-nanti oleh keluarga besar. Kebahagiaan yang hadir datang bersama doa-doa.

Nah, bersama bahagia itu, bayi yang hadir dalam keluarga pun membawa banyak pengaruh fisik dan emosi  bagi kedua orang tuanya, termasuk sang ayah. Hal yang juga merubah ritme rutinitas harian ayah. Pastinya si ayah baru nggak bisa nongki bareng konco-konco sementara waktu karena harus berbagi tanggung jawab dengan istri dalam pengasuhan si buah hati.

Secara fisik, ayah akan mengalami kelelahan karena menemani sang istri melahirkan. Apalagi jika istri menjalani proses rumit C-section. Otomatis, pekerjaan rumah tangga akan dikerjakan oleh ayah sampai istri pulih. Kebayang kan capeknya? Maklum aja sih, ayah belum terbiasa kan?

Sedangkan secara emosi, ayah akan merasakan ikatan batin yang mendalam dengan  bayi. Perasaan akan campur aduk. Bahagia dengan kelahiran bayi. Khawatir jika tak sanggup mendidik si bayi dengan baik. Meski, nanti kamu akan merasakan kehilangan alone time dengan istri. So, ayah (suami) harus memastikan untuk sekali waktu mengatur date dengan istri agar istri selalu bahagia. Karena happy wife is happy family, ya kan?



How to Cope?

Seorang teman bilang padaku, nggak ada madrasah how to be a parent? Mungkin yang ada adalah sharing group bagi sesama orang tua untuk mengatasi permasalahan yang timbul saat pertama kali menjadi seorang ayah. Like what people said "Knowledge is weapon". Jadi, pengalaman-pengalaman sesama orang tua mungkin dapat dijadikan hikmah.

Berikut tips yang mungkin bisa dijadikan referensi untuk menghadapi the Big day

1. Siapkan makanan siap saji, Jika merasa ingin masak, buat double porsi dan bekukan. Siapkan juga menu take-out food restaurants handy. Termasuk yang siap antar.

2. Tata ulang sistem laundry menggunakan satu hamper per anggota keluarga, agar mempermudah menyortir dan merapikannya. Laundry merupakan salah satu masalah keluarga baru. 

3. Jika memungkinkan, gunakan produk yang bisa dipakai bersama, misalnya: stroller berwarna hijau, cribs, bassinets atau produk lain yang terkesan netral. Jadi bisa menghemat waktu dan uang.

4. Siapkan selimut, diaper, atau baju di mobil. 

5. Minta anggota keluarga untuk menghabiskan waktu bersama istirimu pada malam bayimu lahir. Selain keluargamu akan senang, istri juga bisa istirahat sebentar.

6. Jika memungkinkan, asistern rumah tangga dapat membantu meringankan pekerjaan istri di rumah.

7. Jangan lupa memanjakan istrimu. Biarkan ia menikmati kesenangan sederhana seperti mendengarkan musik atau menonton agar istri relax setelah lelah seharian.

Gimana? Tips simpel, kan? Pastinya sih, being a super daddy is a challenge. But, something is sure, Kebahagiaan istri adalah kebahagiaan keluarga, ya kan ya kan?

Ah, membayangkannya aja udah bikin seneng ya wkwk..

Anyway, ayah juga mungkin harus tahu bahwa bahagia juga akan lengkap jika bayi terlahir sehat. Aku sih pernah dengar beberapa mitos di beberapa negara mengenai fregnancy and childbirth, seperti: saffron yang katanya bisa bikin bayi terlihat fairer atau lebih putih. Atau mitos bahwa saat hamil, ibu nggak boleh mengkonsumsi makanan bernutrisi karena khawatir sulit melahirkan. Hingga bayi lahir dalam keadaan malnutrisi. 

Nah, mengingat banyaknya mitos-mitos di seluruh dunia yang mungkin nggak relevan di zaman ini, mungkin ada baiknya ayah  dan teman ayah tahu, ya? Yuk, kita baca.




Seperti yang kita ketahui bahwa mitos mengenai ibu hamil dan melahirkan beredar kental di seluruh dunia. Mitos yang berkembang bersama budaya yang usianya bahkan lebih tua dari usia kita semua. So, butuh pengetahuan dan riset yang tepat untuk mengetahui kalau mitos itu benar atau tidak.

Mitos kebiasaan makan

Menurut Parmar, di India dilaporkan ada 31, 7% responden percaya bahwa konsumsi saffron dapat menghasilkan fairer skin of the child. Padahal konsumsi berlebihan saffron pada hewan mengakibatkan embryonic malformation. Hingga penggunaan saffron dihindari pada bumil.

Bahkan ada mitos tentang bumil "eating for two". Padahal bumil hanya memerlukan kalori dalam jumlah tertentu.  Sekitar 300 kalori tambahan bagi ibu hamil, dibandingkan jumlah kalori yang dibutuhkan wanita dewasa sekitar 2500 kalori. Dikhawatirkan konsumsi nutrisi dan sugar berlebihan akan menyebabkan overweight yang akan berakibat buruk pada kesehatan ibu dan bayi..

Literatur di India dan Malaysia melaporkan bahwa beberapa buah dan sayur dipercaya berbahaya pada ibu hamil. Pepaya, salak, bitter gourd, dan nanas dipercaya dapat mengakibatkan keguguran.

Di Kenya, sayuran berdaun hijau dipercaya dapat mengakibatkan bayi cegukan dan tersengal selama menyusui.  Sementara di Italia, gula dipercaya dapat mengobati pusing dan keletihan selama kehamilan. Lalu, penelitian tentang dietary patterns and development of gestational diabetes mellitus (GDM), Shin et al, melaporkan tingginya konsumsi refined grains, fat, gula, dan rendahnya intake buah dan sayur menimbulkan tingginya risiko GDM.

Mitos Physical Activities

Marshal et al (22) menyatakan bahwa komunitas di selatan USA, aktivitas bumil biasanya tidak dibatasi mengingat kepercayaan bahwa kegiatan sehari-hari dapat memberikan latihan yang cukup. Ada juga yang percaya bahwa istirahat lebih penting bagi keselamatan ibu dan bayi.  Sementara yang lain percaya bahwa aktivitas fisik berbahaya bagi kehamilan.

Berbeda dengan bumil di Maasai, Tanzania yang dengan stabil menambah beban kerjanya  selama trimester kedua dan ketiga hingga kelelahan, dan melewati check antenatal. Itu dilakukan sebagai persiapan postnatal saat bumil tinggal di rumah. Sementara di Pakistan, Atif et al, melaporkan bahwa 76, 4 % responden percaya mengangkat beban dapat mengakibatkan keguguran.

Rekomendasi dari Center for Disease Control and Prevention, aktivitas fisik adalah 150 menit per minggu dengan latihan intens yang moderat seperti: jalan santai selama atau setelah melahirkan. Sementara bagi bumil yang sudah terbiasa melakukan aktivitas fisik yang sangat intens bisa dilanjutkan, asalkan bumil bisa mejaga kesehatannya. Untuk diketahui bahwa immobility adalah salah satu penyebab deep vein thrombosis. So, bumil diharapkan untuk tetap aktif bergerak.

Mitos Proses Melahirkan

Ada artikel yang berasal dari  Australia dan USA  menyatakan bahwa melahirkan adalah proses alami, dan perawatan medis modern dianggap mengganggu proses ini.

Sementara bumil di Ethiopia menghindari hospital delivery karena takut dengan  prisedur C-section. Bahkan di Paskistan orang-orang percaya bahwa setelah melahirkan dengan C-section, kegemukan akan berlangsung lebih lama. Hal yang tak selalu benar karena kegemukan bisa jadi disebabkan oleh minimnya aktivitas fisik dan pola makan ibu. 

Nah, di negara Swedia dan Brazil ditemukan risiko C-section lebih tinggi dibanding prosedur kelahiran normal   (vaginal delivery). Bukti bahwa C-section bukanlah jawaban super dibanding vaginal delivery, kecuali dalam kasus tertentu.


Myths Birth Attendants (dukun bayi/bidan/dokter kandungan)

Seorang doula (dukun beranak) dipercaya punya pengetahuan dan skill melebihi trained birth attendants untuk mengatasi komplikasi dalam proses melahirkan. Kepercayaan old yang sekarang mungkin tak dipegang seerat dulu. Menurut data tahun 1990-2015 di negara-negara seperti Srilangka, Malaysia, Thailand, Mesir, Honduras, Indonesia dan Bangladesh dilaporkan bahwa bidan terlatih kasih kontribusi penurunan maternal mortality.


Myths Placenta dan Umbilical Cord

Pernah dengar plasenta bayi yang dikubur atau dikonsumsi?

Nah, di Australia ditemukan laporan bahwa responden memilih meninggalkan plasenta (lotus birth) menempel pada bayi. Mereka percaya bahwa lotus birth adalah hak bayi dan memotongnya berarti mengambil yang bukan milikmu. Beberapa kepercayaan bahkan menganggap dengan mengkonsumsi plasenta dapat menjaga kesehatan. Padahal peneliti mengklaim bahwa diperlukan studi khusus untuk mengetahui pengaruh lotus birth bagi tubuh manusia.

Sedang di Nepal dan Laos, praktek memotong lotus birth menggunakan bambu, silet atau alat cukur, dan memadukkan minyak sayur, lem, dan abu ke dalamnya. Data WHO menyebut kisaran 34, 019 bayi mati karena kasus neonatal tetanus di tahun 2015.

Bahkan ada juga yang memasukkan kain ke mulut ibu agar muntah untuk mengeluarkan plasenta. Praktik yang membahayakan ibu. 

Sedang di tempatku, lotus birth dipercaya punya hubungan khusus dengan bayi. So, lotus birth dikubur bersama pen, pensil, kertas dan lain-lain. Lalu, diterangi oleh lilin. Aku sendiri sih belum paham dengan tujuan praktik ini. Mungkin, ada kaitannya dengan harapan akan kebahagiaan ya?


Diskusi

Kepercayaan yang dianut berbagai budaya di seluruh dunia tentang pregnancies dan childbirth adalah isu yang penting diketahui sebagai referensi. Meski mungkin beberapa praktik yang dilakukan dianggap nggak realistis karena erat dengan kepercayaan pada hal gaib, seperti bumil yang wajib bawa peniti atau gunting guna mengusir roh jahat. 

Aku sih percaya bahwa pengetahuan yang relevan dan cukup mengenai isu ini akan bikin ayah lebih siap menghadapi moment bahagia ini. Selebihnya, serahkan pada yang ahli saja. Sambil terus yakin bahwa medical care yang baik ditambah cinta dan perhatian ayah baru akan membuat ibu dan bayi sehat dan bahagia. Insya Allah.

Btw.. congrats for you mr. Zein. Moga sang buah hati jadi kebanggaan keluarga^^

Aamiin..

Salam literasi^^

Bandarlampung, 26 Juni 2020

And The Mountains Echoed: Harapan dalam Keputusasaan

Manaar tergeletak di kasur tipis, butut dan bau   di antara kasur-kasur serupa di ruangan sempit itu. Tubuhnya kurus dengan benjolan membesa...