Friday 31 January 2020

Review Buku dan Perubahan Cara Pikir: Sebuah Tantangan dan Kesempatan Baru Bagi Generasi Society 5.0

Bicara tentang review buku dan kaitannya dengan perubahan cara pikir menurutku cukup relevan. Terlepas apa pun buku yang kita baca. Sederhananya, aku ambil contoh diriku sendiri yang mungkin bisa disebut impulsif dan sedikit pragmatis. Emosional. Sifat yang sering menjadikanku mengambil sikap tanpa memikirkan akibatnya.

Well, bukan berarti aku menganggap diriku buruk sekali. Bukan. Aku hanya berpikir bahwa aku harus berusaha berubah, dan bagiku, cara sederhana yang bisa kulakukan adalah dengan mempelajari hikmah cerita dari buku yang kubaca dan kutulis dalam bentuk review Jadi, aku tak perlu mengulang 'dosa' yang sama dari cerita itu sambil memberi hikmah yang sama pada yang membaca tulisanku. Paling tidak, kupikir caraku melihat dan menilai sesuatu jadi berbeda, lebih luas. Aku jadi lebih hati-hati dalam bertutur dan bertindak. Contohnya saja, saat aku membaca "The Bonesetter's Daughter" yang ditulis oleh Amy Tan. Buku ini mengisahkan tentang pergulatan warga perantauan China di tanah Amerika, tanah kebebasan. Buku ini menggambarkan tentang cinta, rasa malu, penyesalan, dan maaf yang hadir dalam hati manusia. Rasa yang tumbuh karena kasih sayang yang ada di hati. Penerimaan yang akhirnya membuahkan rasa damai.

Lalu, ada "Aroma Karsa" tulisan Dee Lestari yang berkisah tentang rasa keinginan, keserakahan manusia yang tak pernah habis, juga tentang cinta yang hadir. Kisah tentang Jati dan Suma yang punya penciuman tajam. Tentang Raras dan Janirah yang terbelenggu masa lalu. Cerita tentang 'nafsu' mencari dan memiliki benda yang dapat mengabulkan 'keinginan' yang tak berbatas. Cerita menawan yang menaburkan imajinasi ke ruang tertinggi dalam proses membaca kita.

Ada juga "Kisah-Kisah Hewan dalam Al-quran" karya Ahmad Bahjat. Kisah penuh hikmah tentang keutamaan ketaatan pada Allah. Kisah yang ditulis dengan bahasa bertutur indah yang dapat dipahami siapa saja, termasuk anak-anak.

Juga buku-buku lain yang dengan pemahaman sederhanaku berhasil kutuntaskan, yang sebagiannya kureview. Buku-buku yang menorehkan kesan yang istimewa di ruang pikirku.

Selanjutnya, dalam keseharianku, aku memandang wajah peserta didikku di SMK, dan sedikit merenung. Aku ingat pernah mendengar tentang Revolusi 4.0 yang telah membuat gagap generasi ini. Disrupsi informasi yang membanjiri kepala kita (termasuk anak SMK) yang belum siap secara mental. Bagaimana tidak, sebagian dari mereka langsung menelan mentah-mentah ribuan informasi yang tumpah itu, dan menyebarkannya. Tanpa memahami dan meneliti data-data itu dengan hati-hati. Tentu saja, efeknya bisa fatal baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. Aku sendiri pernah lihat efek jangka pendek dari informasi bohong (hoax) ini, seperti: tawuran atau perkelahian antar pelajar. Sayang, kan? Padahal, mereka akan terhindar dari tindakan anarki itu jika mereka berpikir jernih. Pikiran yang jernih bisa muncul saat kita sadar tentang pentingnya menahan diri. Sikap yang bisa hadir dengan banyak diskusi dan membaca buku-buku yang berkualitas. Membuka ruang bagi pemikiran dari sudut pandang yang berbeda. Ruang yang mungkin "tidur" jika tidak dibangunkan.

Apa itu Society 5.0?

Aku jadi ingat tentang keprihatinan pemerintahan Jepang terkait isu disrupsi informasi teknologi yang menimpa sebagian besar warganya, terutama pelajar. Isu yang ditanggapi oleh pemerintah yang endingnya lebih terpusat pada kemaslahatan masyarakat. Human centered. Era Society 5.0 ini value baru dikreasikan melalui inovasi yang akan menghilangkan batas umur, gender, dan bahasa dan memberi provisi produk dan jasa yang lebih beragam demi pemenuhan kebutuhan kita. Value ini diharapkan dapat memajukan perkembangan dan memecahkan masalah sosial di masyarakat.

Kenapa harus review buku?

Praktisnya sih, menurutku, dengan mereview buku kita jadi lebih serius membaca dan mencatat hal-hal yang penting yang tersirat dalam buku. Otak kita akan terus bekerja dan berlatih untuk mengingat. Hal yang nantinya akan membantu kita dalam memenuhi kebutuhan hidup kita. Tentu saja, kita dapat mereview buku yang sesuai dengan kebutuhan kita. Contoh, jika aku seorang guru, aku akan membaca dan mereview buku-buku pendidikan atau buku materi pendidikan.

Aku juga pernah merasakan manfaatnya membaca buku dan mereviewnya saat menghadapi ujian PPG ku tahun 2017 lalu. Beberapa soal yang diberikan banyak terdapat di buku-buku yang kubaca. Bermanfaat, kan?

Anyway, reviewing books for me is just like digging up the deepest secret of human's mistery. You may find what you look for or you may keep searching and get something better. Then,be a better human.

So, gaes.. terus membaca dan belajar. Seperti kata orang dulu, "Tak ada kata terlambat dan tua untuk belajar. Dimana pun. Kapan pun. Kecuali kamu dapati dirimu dalam kebingungan dan ketidakbahagiaan." Semangat, ya!

Bandarlampung, 31 Januari 2020

Wednesday 29 January 2020

Review Buku "The Young Ninja: Dia Yang Tak Tersentuh Maut" Karya Simon Higgins

the-young-ninja-dia-yang-tak-tersentuh-maut


Judul Buku : The Young Ninja
Penulis        : Simon Higgins
ISBN            : 978-979-3876-6
Penerbit      : PT. Bentang Pustaka
Harga           : -
Tebal Buku : 316 hlm
Penyunting :  Perwira Lee
Cetakan        : 2008

Kematian Si Tanpa Nama, adalah bagian satu dari buku The Young Ninja yang buku aslinya berjudul Eye of The Beast. Menceritakan tentang kisah Nanashi, shinobu muda yang memiliki keahlian melihat menggunakan mata binatang. Nanashi ditugaskan menggagalkan rencana jahat pejabat militer yang ingin menghalau perdamaian. 

Misi berbahaya dari Shogun bagi seorang shinobi yang ditakdirkan hidup sendiri dalam bayangan. Sebagaimana kehidupan shinobu di era Tokugawa pada umumnya, Ninja yang bekerja di bawah perintah Shogun, taat dan patuh pada tuannya. Begitu pun saat Shogun mengenal ajaran Konfusius, ajaran yang mengajarkan perdamaian. Tentu saja perubahan hati Shogun ini menuai pertentangan di kalangan militer yang haus pertempuran.

the-young-ninja-dia-yang-tak-tersentuh-maut



Well, saat membaca judulnya saja kita pasti sudah tahu bahwa kisah ini akan penuh dengan petualangan seru, ditambah dengan pertemuan Nanashi dengan teman dan musuh yang tak terduga. Hidup yang menurut Bangau akan penuh dengan kesendirian, ternyata dipenuhi dengan perjumpaan dan pertemuan yang tak terduga!

Awal kisah Nanashi, seorang anak yatim piatu yang ditemukan di depan Kuil Sekte Cahaya Kaki Langit oleh Bangau dimulai dengan pengenalan tokoh Nanashi muda yang menjalani proses ujian terakhirnya sebagai seorang shinobi. Nanashi lulus dan mendapat gelar baru, Bayangan Bulan.

Bayangan Bulan yang memulai petualangannya dengan menyamar sebagai seorang peziarah. Ia dengan cermat berusaha mempelajari dan mengenal dunia berbeda dari kuil Sekte Cahaya Kaki Langit, tempatnya dilatih sebagai seorang shinobi.

Meski Bulan dilatih oleh guru-guru pilihan dengan latihan keras siang dan malam, Bulan sadar misinya ini bukan latihan. Ini nyata. Hidup dan mati. Saatnya menenangkan diri  dengan sutra furube. Bukan sebagai kewajiban pagi dan senja, melainkan sebagai kebutuhan untuk menghadapi aksi yang sebenarnya.

the-young-ninja-dia-yang-tak-tersentuh-maut


Kumpulkan, rapikan, dan selaraskan perbuatanmu dengan karmanya.
Bersihkan semua kebohongan hari ini, jangan sia-siakan hidup sekecil apa pun.
Untuk mengakhiri jalan ini dalam kebahagiaan, tenangkan pikiranmu.(hal 124)

Bulan ingat, dulu sewaktu ia masih bernama Nanashi, Belalang Sembah pernah mengingatkannya tentang, "jangan sia-siakan hidup sekecil apa pun" berarti jangan pernah membunuh jika engkau punya pilihan lain. Bulan tak pernah tahu akan bagaimana hidupnya kelak. Akankah ia akan hidup dalam penyesalan karena pilihan yang diambilnya hari ini? 

Ingatannya melayang pada Belalang Sembah, gurunya yang lembut dan sabar. Ingat akan kepedihan yang kadang terpancar di matanya yang menurut Laba-Laba Tanah disebabkan akan masa lalu Belalang Sembah yang kelam. Ia pernah membunuh 75 orang laki-laki dalam satu pertarungan satu lawan satu! Pilihan yang sampai hari ini mungkin menjadi penyesalan Belalang Sembah.

Sebenarnya, tugas Bulan hanya mencuri rancangan senjata di Kastil Momoyama yang dimiliki oleh Serigala Perak, pejabat militer yang haus darah. Masalahnya, perjalanan Bulan harus melalui pos Pemeriksaan Hakone yang dijaga oleh anak buah Serigala yang  sok jago, amatir, dan galak -pos yang masih belum sebanding dengan samurai-samurai bayaran Serigala yang terkenal bengis. Salah satu samurai itu bernama Dia Yang Tak Tersentuh Maut. Ninja yang kebal senjata,

Dalam perjalanan ini Bulan bertemu dengan Elang Salju, seorang gadis cantik yang awalnya Bulan sebut sebagai dewi hutan. Elang Salju yang ternyata seorang shinobi ini pun mengincar rancangan senjata tersebut! Mereka berdua akhirnya terlibat pertarungan satu lawan satu. 

Dengan kecerdikannya, Elang Salju dapat mengelabui Bulan, dan membawa rancangan senjata tersebut. Bulan berusaha mengejar Elang Salju dan bertekad menyelesaikan misi ini bagaimana pun caranya. Hidup atau mati!
***

Kisah Nanashi yang sempat bernama Go atau lima karena ia adalah anak angkat Kuil Sekte Cahaya Kaki Langit yang kelima ini adalah kisah perjalanan hidup seorang anak manusia yang sendiri, dibuang di depan pintu kuil, dan ditakdirkan hidup sendiri karena ia adalah seorang shinobi, ninja mata-mata yang hidup dalam bayangan. Hidup antara kegelapan dan cahaya. Hidup demi menjalankan misi dari Shogun, pimpinan tertinggi.

Hampir semua tokoh dari cerita ini adalah orang-orang yang hidup sendiri, karena pilihan atau takdir yang memilih mereka. Sebut saja Ketua Elang yang dulunya adalah seorang samurai yang mengabdi pada tuannya. Elang ditawan dan disiksa oleh Ninja Iga, musuh tuannya. 

Tapi, saat ninja Iga diserang oleh ninja Fuma, Elang membantu ninja Iga. Hingga ninja Iga mengajarkan ilmu pedang langka ratusan tahun. Kemudian, Elang pun diangkat oleh ketua Sekte sebelumnya untuk menjadi Ketua Sekte. Tugas rahasia menjaga Shogun.

the-young-ninja-dia-yang-tak-tersentuh-maut



Ada juga Bangau, guru yang lembut pada Bulan, yang mengajarkan banyak hal tentang bom dan ramuan. Bangau yang cantik dan anggun, dulu adalah istri seorang pejabat militer. Saat keluarganya diserang dan semuanya terbunuh. Termasuk suaminya.

Bangau berhasil melarikan diri dibantu pelayan tua setianya. Pelayan yang ternyata seorang mata-mata, mengajarkan semua ilmunya pada Bangau. Saat ia meninggal, Bangau yang hidup sendiri bergabung dengan Sekte Cahaya Kaki Langit.

Lalu, aku pun menyadari bahwa sesungguhnya tak ada orang yang hidup sendiri. Semua orang pada akhirnya menemukan dirinya bersama dengan orang-orang yang memiliki visi dan misi yang sama dengannya. Menjadikan hidup ini lebih mudah.

Sebagaimana Bulan, Elang, Belalalang Sembah, Laba-Laba Tanah, Bangau dan Elang Salju yang ditakdirkan sendiri, tapi saling dipertemukan oleh misi mereka. Hingga Bulan pun bertekad menyelesaikan misinya demi guru-guru yang ia cintai dan kagumi.

So, guys, kupikir dengan membaca buku dan mereviewnya, aku akan mendapatkan pemahaman tentang hidup. Mengerti bahwa hidup ini sesulit apa pun, semenderita apa pun, kita tak akan pernah sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Bangau pada Bulan atas kecemasannya atas musuh yang datang.

"Seorang musuh, " Bangau menepuk pundak kedua remaja itu, "yang tidak akan kalian hadapi sendirian." (hal 301)

Bandarlampung, 29 Januari 2020

And The Mountains Echoed: Harapan dalam Keputusasaan

Manaar tergeletak di kasur tipis, butut dan bau   di antara kasur-kasur serupa di ruangan sempit itu. Tubuhnya kurus dengan benjolan membesa...