Thursday 17 December 2020

And The Mountains Echoed: Harapan dalam Keputusasaan

And-The-Mountains-Echoed-Harapan-dalam-Keputusasaan

Manaar tergeletak di kasur tipis, butut dan bau  di antara kasur-kasur serupa di ruangan sempit itu. Tubuhnya kurus dengan benjolan membesar di perutnya akibat tumor. Sementara Markos yang terbaring tak jauh dari Manaar memandangi sekitarnya. Mata cekung Manaar sayu di kepalanya yang terlihat besar di tubuh kecilnya.  Lalu, mata mereka bertemu. Sebutir air mata jatuh menggelinding di pipi tirus Manaar. Bagai harapan dalam keputusasaan.

Sepotong kisah Manaar dan Markos dalam And The Mountains Echoed ini menghunjam di hatiku. Aku membayangkan kehidupan seorang Manaar, anak dari ibu seorang prostitute dan ayah pencuri di jalanan India. Seorang anak yang tinggal bersama paman dan bibinya yang sering menyiksanya. Seolah ia nggak berharga dan nggak pantas dicintai.

Baca juga: Yuk Praktik Baik Mengantar OYPMK dan Disabilitas Meraih Mimpi

Seolah itu belum cukup, tubuhnya pun penuh bekas luka sundutan rokok dari germo yang sering menjadikan tubuhnya asbak saat ia kecil. Ia akan mati sendiri di sini bagai seonggok sampah. Nggak ada yang menemani. Nggak ada yang akan bersedih untuknya. Hanya angin dan gema pegunungan yang menyaksikan keberadaannya.

Markos, lalu merawat Manaar dengan kelembutan. Mengangkat tubuh Manaar dengan hati-hati agar ia nggak merasa kesakitan. Lalu, menyuapinya dengan perlahan. Sebelumnya, Manaar diangkat seperti sekarung beras dan sering tersedak saat perawat menyuapinya dengan buru-buru. Tak ada yang menemani atau menjenguknya.

Markos, seorang dokter bedah plastik yang mengarungi tanah-tanah asing. Jauh dari tanah kelahirannya di Tinos, Yunani. Tertatih-tatih mencari jati dirinya. Memperhatikan dan menunggu sesuatu atau seseorang untuk mengubah dunia.

Tokoh Markos ini adalah salah satu tokoh dalam buku And The Mountains Echoed yang nggak pernah lelah mencari-cari bagian dirinya yang hilang. Berusaha mengumpulkan serpihan harapan yang menggema di antara penggunungan yang jauh. Seperti seorang anak manusia yang berlari kesana-kemari demi pencariannya tentang arti kehidupan, kebahagiaan, cinta dan harapan.

Baca juga: Stoikisme dan Gaya Mengajar Guru di Sekolah

Sedangkan, tokoh Saboor yang jadi pembuka cerita adalah gambaran seorang ayah yang begitu mencintai keluarganya. Rasa yang nggak luntur meski keputusan yang dibuat mengurai kesedihan yang nggak bertepi. Sepanjang hayatnya.

Kisah-kisah dari para tokoh di buku ini mengharu biru. Menghantui nurani kita. Mengetuk kesadaran tentang arti sebuah keluarga yang nggak pernah luntur. Meski kadang kita berbuat kesalahan, keluarga akan selalu merengkuh kita. Memaafkan dan melindungi kita lagi dan lagi.

Sinopsis And The Mountains Echoed

Baba bercerita tentang Baba Ayub yang tinggal di Shadhbagh, desa miskin yang sering diserang musim dingin yang menyakitkan. Namun, Baba Ayub selalu merasa beruntung karena ia memiliki semuanya. Hingga suatu hari salah satu yang berharga hilang dari pelukannya. Aziz, putra yang paling ia sayangi.

Nun jauh di pegunungan sana, hiduplah The Dev, monster mengerikan yang sering meminta korban anak-anak. Ia akan mendatangi kampung dan mengambil seorang anak dari keluarganya. Nggak terhitung berapa anak yang sudah dibawanya. Hingga kesedihan menghantui keluarga-keluarga tersebut. Termasuk keluarga Baba Ayub.

Baba Saboor mengisahkan dongeng Baba Ayub pada Abdullah dan Pari. Dongeng yang jadi pertanda perpisahannya dengan Pari, putri bungsunya. Bedanya, Baba Ayub mendapat berkah lupa dengan kesedihannya. Sedangkan, Baba Saboor dan  Abdulah hidup dalam kehilangan yang menghantui sepanjang kehidupan mereka.

Sementara, Pari yang berubah nama menjadi Pari Wahdati menikmati kehidupan bahagia sejenak. Solaiman Wahdati dan Nila Wahdati begitu menyayanginya. Hingga, keadaan berubah. Nila dan Pari harus pergi ke Paris. Meninggalkan Solaiman bersama Nabi di Kabul.

Kehidupan Pari dan Nila di kota Paris nggak seindah gemerlap kota Paris. Berulang kali Pari harus menghadapi kenyataan pahit bahwa ibunya mengalami depresi berat. Akhirnya usaha bunuh diri Nila berhasil. Meninggalkan Pari yang seolah kehilangan arah.

Di tempat lain, Nabi merawat Solaiman yang tergeletak tak berdaya karena terserang struk. Bertahun-tahun Nabi nggak menyadari betapa perasaan Solaiman. Ia hanya merasa cintanya telah hilang. Pergi jauh.

Nabi hidup dalam penyesalan berkepanjangan.  Ia menyesali keputusannya untuk memisahkan keponakannya, Pari dari keluarganya. Apalagi ia menyadari hubungan Abdulah dan Pari yang lebih dari kakak dan adik. Abdulah yang mengurus adiknya, memandikan dan memeluknya sejak ibunya meninggal saat Pari masih bayi.

Nabi menghukum dirinya dengan mengurus Solaiman. Bertahun-tahun ia melalui waktu bersama Solaiman. Menemaninya. Meski, ia tahu apa yang dirasakan oleh Solaiman padanya.

Selanjutnya, perang meluluhlantakkan Kabul. Kehidupan Nabi berubah bersama serangan tentara Taliban. Ia pun bertemu dengan Markos. Seorang dokter yang ikut membantu anak-anak korban perang.

Markos yang punya kesedihan dan keputusasaan sendiri yang ia tinggalkan di kampung halamannya di Tinos, Yunani. Ia yang seperti Nabi, berusaha lari dari beban tanggungjawab keluarga. Namun terperangkap oleh hal yang sama di tanah yang asing.

Penokohan dalam And The Mountains Echoed

Tokoh-tokoh dalam cerita ini begitu kuat dan saling berkaitan. Hingga kita nggak akan mengerti tanpa membaca buku ini dengan tuntas. Mungkin, ini karena tokoh-tokohnya masih ada hubungan satu dengan yang lainnya.

Saboor, ayah Abdulah dan Pari

Seorang pria yang berhati keras. Jarang tersenyum. Kehidupan yang sulit menjadikannya harus merelakan Pari untuk diadopsi oleh majikan Nabi. Tuan Solaiman Wahdati. Meski penyesalan menjadi napas yang ia hirup sejak itu.

Saboor sering menyendiri di bawah pohon di tanahnya yang kering. Memandang jauh. Tubuh kurusnya melengkung karena penuhnya beban derita.

Parwana, istri Saboor

Ibu dari Iqbal, saudara tiri Abdulah dan Pari ini memiliki saudara kembar. Masooma namanya. Parwana pun, terjebak dengan  tanggung jawab dan kesedihan penyesalan sepanjang hidupnya. Semuanya karena Masooma yang ia tinggalkan sendiri di sana.

Nabi, saudara laki-laki Parwana

Pria sederhana yang tubuhnya kerap berbau bawang ini begitu mengaggumi Nila, istri majikannya. Cinta yang hadir di hatinya itu nggak sempat berkembang. Layu karena keputusan yang mereka buat bersama.

Nila Wahdati, istri Solaiman Wahdati

Seorang wanita cantik yang mencintai keindahan dan kebebasan. Seseorang yang sering terperangkap dalam ilusi pemikirannya sendiri. Artis dalam dunianya sendiri, hingga ia hilang di dalamnya.

Pari Wahdati

Adik kesayangan Abdulah yang hidup di hatinya. Pari yang sering merasa ada sesuatu dari dirinya yang hilang. Ia berusaha mencari, lalu sesaat ia merasa telah menemukannya. Hingga, kenyataan menghantui nuraninya.

Abdulah,  kakak Pari

Pria yang hatinya seperti seorang anak-anak. Selalu dihantui rasa kehilangan hingga akhirnya ingatan pun meninggalkannya. Jauh sebelum raga pergi. Menjadikan Pari, putrinya merasa beban dunia menghimpitnya.

Pari, putri Abdulah

Seorang gadis yang takut untuk meninggalkan zona aman kehidupannya. Kekasihnya pun meninggalkannya. Dalam kehidupannya, ia selalu menginginkan dirinya memiliki saudara seperti anak lain. Hingga dalam pikirannya Pari menciptakan seorang saudara yang ia namai Pari. Kerinduan akan keindahan keluarga seperti yang lain.

Markos, teman Nabi

Seorang dokter bedah plastic yang tergabung dengan organisasi bantuan asing yang bekerja di Kabul. Berkat dirinya, Pari Wahdati mengetahui bahwa Abdulah masih hidup. Ia, mendapat amanah untuk menyerahkan wasiat Nabi pada Pari Wahdati. Kemenakan Nabi yang tinggal di Paris

Thalia

Sahabat kecil Markos yang tinggal bersama ibu Markos di Tinos. Wajahnya yang rusak karena digigit anjing membuat Thalia harus terus memakai topeng. Thalia juga yang sering mengingatkan Markos untuk menghubungi ibunya.

Diskusi

Mungkin nggak akan pernah ada yang mengira akan batas dari kesedihan. Ya, nggak semua orang punya privilege untuk sesaat merasakan namanya grievance for a little awhile. Beberapa mungkin hanya menjalani hidup begitu saja. Seolah nggak merasakan kesedihan lagi. Meski air mata itu masih saja mengalir.

Begitupun kisah-kisah dari para tokoh di buku And The Mountains Echoed ini nggak akan bosan buat dibaca. Buku yang mengetuk kesadaran kita tentang arti sebuah keluarga dan cinta. Bagaimana sebuah keluarga bisa selalu menerima dan memaafkan kita, sebesar apa pun kesalahan kita di masa lalu. Memberi kita harapan dalam keputusasaan.


No comments:

Post a Comment

And The Mountains Echoed: Harapan dalam Keputusasaan

Manaar tergeletak di kasur tipis, butut dan bau   di antara kasur-kasur serupa di ruangan sempit itu. Tubuhnya kurus dengan benjolan membesa...