Thursday 20 February 2020

Review Novel "Forever After" karya Catherine Anderson


Cinta merupakan tema abadi dalam kehidupan manusia. Begitu pun kisah  Meredith Kenyon, seorang wanita cantik dengan yang lari dari masa lalunya dan Heath Masters, seorang penegak hukum yang kesepian.

 Masing-masing punya masa lalu yang membayangi langkah mereka. Membebani hati untuk meraih kebahagiaan.

Meredith yang lari dari Dan, mantan suaminya yang seorang perundung dalam kehidupan sesaat pernikahan mereka.

Heath Masters, yang menganggap Ian Masters, ayahnya sebagai seorang perundung di kehidupannya.

Kedua orang ini bertemu dan saling mengobati luka di hati mereka. Dibantu oleh Goliath, anjing Rottweiler milik Heath. Goliath yang begitu suka dengan anak-anak. Termasuk Sami, putri Meredith.

Kedekatan Sami dan Goliath lambat laun mengobati trauma mereka terhadap anjing dan masa lalu yang membayangi. Mengobati luka. Ditambah kebaikan dan kesabaran Heath menghadapi Sami, mengetuk hati Meredith yang lama tertutup.

Tapi, masa lalu Meredith akhirnya menghantui kedekatan mereka. Heath Masters akhirnya mengetahui kejahatan yang dilakukan Meredith, dan menahan Meredith dengan tangannya sendiri. 

Bagaimana kelanjutannya? Siapa Meredith sebenarnya? Apa yang akan Heath lakukan untuk menolong kekasihnya?
*****

Sebenarnya kisah ini sama seperti kisah kitsch lain. Kisah popular yang mudah dipahami dan menghibur. Jalan ceritanya juga bisa kita tebak.


Yang kusuka dari buku ini adalah buku ini santai dan serius. Memberi pandangan berbeda tentang cara orang Amerika memandang hidup. 


Satu hal yang pasti, kebahagiaan adalah hal universal yang diimpikan semua orang. Nah, mungkin itu salah satu alasan buku-buku kitsch ini disukai. Happy ending.

3 comments:

And The Mountains Echoed: Harapan dalam Keputusasaan

Manaar tergeletak di kasur tipis, butut dan bau   di antara kasur-kasur serupa di ruangan sempit itu. Tubuhnya kurus dengan benjolan membesa...