Tuesday, 12 May 2020

Resensi Si Kabayan: Dongeng Sunda Hits Tahun 90an


Judul buku                      : Si Kabayan
Dikisahkan kembali     : Ajib Rosidi
Penerbit                         : Jakarta, Gunung Agung
Tahun terbit                 : 1985
Harga                             : -
Pencetak                         : PT. Saksama, Jakarta
Tebal Buku                 : 167 halaman

Mengenal kembali kesusasteraan rakyat daerah yang bernilai merupakan hal yang menyenangkan. Sayangnya, cerita-cerita rakyat seperi dongeng Si Kabayan masih kalah gaungnya dibanding drakor atau serial marvel yang sangat digandrungi generasi Z ini.  

Aku yang lahir di tahun 90an ini mungkin termasuk generasi Y yang terbilang beruntung. Kenapa tidak? Ada banyak alasannya. Salah satunya adalah kesempatanku merasakan sentuhan magis dari dongeng-dongeng jadul sekelas Si Kabayan yang merasuk ke dalam hati. Termasuk mendengar dan membaca dongeng ini di bangku sekolah atau sekedar obrolan sesama teman.  

Dongeng  yang bikin aku mengerti tentang  moralitas dan aspek lain dari kehidupan ini. Tentu saja ini tak terlepas dari semangat kebersamaan yang tumbuh berkat membaca dongeng. Ya, gimana nggak? Satu buki dibaca rame-rame. 

Ah, aku geli sendiri mengingat masa lalu. Sebagaimana aku pun masih tersenyum sendiri saat membaca buku jadul ini. Si Kabayan. Buku yang diberikan teman adik kepada adikku di sekitar tahun 90an dan kini buku ini ada di tanganku. So, buku ini sudah berusia lebih dari 25 tahun!

Meski sudah tua dan menguning, buku ini masih bisa dibaca. Lembarannya pun masih utuh.  Aku pun masih bisa merasakan sensasi membaca buku lama ini. Alhamdulillah.

So, aku pun ingin membagi rasa ini agar hikmah dongeng rakyat ini dapat terurai dalam kehidupan kita. Setidaknya, kisah Si Kabayan yang mengingatkanku dengan Abu Nawas ini bisa menghibur di saat sulit. Termasuk masa pandemi Covid-19 ini.

Sinopsis

Kabayan dikenal sebagai tokoh ambivalen. Dikasihani, dipuji dan dikagumi sebagai tokoh yang cerdik, sekaligus dicerca sebagai orang yang bodoh dan dungu.

Kisah yang bikin aku sebal dengan tokoh ini adalah Si Kabayan Pergi ke Hutan. Di cerita ini Kabayan memerankan dirinya sebagai pemalas yang tak tahu diri. Meskipun sudah beristri, Kabayan tak berusaha untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Jangankan, memberi makan keluarganya, untuk dirinya saja Kabayan hanya mengandalkan istrinya. Mengesalkan, kan!?

Diceritakan karena gondok melihat menantunya yang selalu rebahan, mertua Kabayan memintanya untuk ke hutan. Pada hari pertama, mertua Kabayan kesal karena ia tak membawa sarang lebah yang ia lihat di hutan. Hari ke dua, Kabayan tetap tak membawa apa-apa. Ia malah membakar pantat kijang dengan kojanya sesuai pesan mertuanya di hari pertama. Hari ke tiga, Mertua Kabayan tambah kesal karena ia membunuh perempuan yang ia temui di hutan sesuai pesan sebelunya. Lalu, di hari ke empat Kabayan ke hutan dan pulang membawa tetinggi. Tentu saja, mertuanya marah, lalu berpesan kalau Kabayan bertemu siapapun yang mengajaknya di hutan agar tak dipedulikan. Begitulah, Kabayan tak peduli dan terus berjalan saat tetangganya mengajaknya makan di acara kenduri. Persis sesuai pesan mertuanya.

Nah, dungu sekali kan? Bikin gemes!

Begitupun dengan kisah Si Kabayan yang lain. Bisa bikin kita kesal dan senyum-senyum sendiri. 

Oya, selain dongeng Si Kabayan, buku ini juga berisi dongeng-dongeng Sunda lain, seperti: Si Separoh Mencari Tuhan yang mengisahkan tentang seorang manusia bertubuh separuh. Yups, ia hanya memiliki separuh tubuh. Karena itulah, Si Separoh melakukan perjalanan untuk mengadukan nasibnya. Pertama, Separoh menemui Marahari yang ia anggap berkuasa. Sayang, matahari tak sanggup membantunya. Separoh pun menemui sang Mendung, sang Angin, sang Gunung, sang Landak, dan sang Anjing. Semuanya tak sanggup membantu si Separoh. Akhirnya si Separoh pun menemui manusia atas saran si Anjing. Dan, si Separoh kembali melakukan perjalanan mencari Tuhan untuk meminta keadilan. Perjalanan yang mempertemukannya dengan pak Haji yang mengharap imbalan atas amalnya dan, pencuri yang bertobat. Mereka minta si Separoh menanyakan keinginan mereka. Di akhir cerita si Separoh berhasil menemui Tuhan dan memperoleh jawaban atas pertanyaan pak Haji dan si Pencuri.

Selanjutnya, ada juga dongeng si Buncir, Nyi Bungsu Rarang, si Pucuk Kalumpang, Kijang Talangkas, sang Korowelang, Burak Siluman, dan dongeng Sunda lain yang cocok jadi cerita pengantar tidur. Dongeng penuh hikmah yang bagus buat anak-anak.

Kelebihan Buku

Buku dongeng ini sangat baik dibaca untuk segala umur. Ceritanya mudah dipahami dan menghibur. Dongeng Kabayan ini juga sarat dengan pesan kearifan lokal yang mulai ditinggalkan generasi Z.

Kekurangan Buku

Menurutku sih, buku ini seharusnya lebih visual karena segmen pembacanya anak-anak. Buku yang melulu teks biasanya akan bikin anak lekas bosan. 

Bandarlampung, 12 Mei 2020




Saturday, 9 May 2020

Review Novel Of Mice And Men Karya John Steinbeck

Courtesy cover: google

Judul buku : Of Mice And Men
Penulis : John Steinbeck
Tebal buku : 53 halaman
Versi buku : pdf
Copyright John Steinbeck, 1937


"Guys like us, that works on ranches, are the loneliest guys in the world..." (hal. 8)
("Orang-orang seperti kita, yang bekerja di peternakan, 
adalah orang-orang paling kesepian di dunia...")


George, salah satu tokoh di novel karya John Steinbeck ini menggambarkan nasib pekerja kasar, kaum marginal yang dilupakan atau kelas bawah yang hampir tak punya apa-apa dalam hidup mereka kecuali harapan sekedar bertahan hidup. Gambaran realitas kaum pekerja yang nasibnya mungkin tak jauh beda dari kondisi buruh dewasa ini.

Sementara Lennie, seorang buruh lugu berbadan besar dan kuat. Ia adalah gambaran pekerja kelas bawah yang membiarkan dirinya dibawa oleh pusaran kekuasaan. Asalkan ia bisa tetap hidup bersama orang yang ia sayangi (George). Kepasrahan total pada keadaan.

Seperti novel karya John Steinbeck yang lain, Of Mice and Men bisa jadi terinspirasi dari keadaan pekerja kasar di sekitar sang penulis. Realitas yang terkesan kasar dan keras. Sudut pandang khas yang beda dengan penulis lain, seperti Anton Chekhov.

Sementara Checkov terkesan lebih stright on membahas masalah kebobrokan sosial yang ia amati di sekitarnya, John Steinbeck masih secara tak langsung menyindir keadaan sosial di zamannya.

Aku sih, pernah sedikit baca karya-katya John Steinbeck yang lain. Meski begitu, kesanku terus berbeda-beda saat membaca ulang buku-buku tersebut. Perubahan itu mungkin terjadi karena pemahamanku terhadap realitas sosial di sekitarku yang berbeda, atau karena alasan lain. Entahlah. Pastinya, buku bagus emang bikin kita terus berpikir. Setuju, kan?

Sinopsis

Cerita ini diawali oleh percakapan dua sahabat George dan Lennie. Keduanya dipertemukan oleh nasib yang tak selalu baik. Sifat George yang tak sabaran, banyak bicara, dan cerdik sering menyelamatkan mereka dari kenaifan Lennie. George yang terkadang kesal dengan sifat impulsif Lennie. George harus terus mengawasi Lennie terkait banyak hal. Salah satunya adalah kebiasaan Lenny membelai tikus. Mereka juga harus lari dari peternakan sebelumnya karena Lennie membelai paha seorang gadis sebagaimana ia pikir membelai tikus.

Konflik baru muncul saat mereka bekerja di tempat baru, peternakan yang dimiliki oleh seorang yang galak tapi takut pada istrinya. George berusaha keras agar Lennie terhindar kontak verbal dengan para pekerja lain. Meski usahanya sering berakhir dengan masalah lain.

Keinginan Lennie untuk memiliki binatang peliharaan untuk ia sayang pun membuat pekerja lain sadar bahwa Lennie berbeda. Lennie pun harus mengembalikan anak anjing yang ia pinjam agar tidak mati. (Yups, tenaga Lennie terlalu kuat. Ia sering tak sadar mematahkan leher binatang peliharaan yang menggigitnya).

Mimpi George dan Lennie untuk memiliki tanah, rumah, dan kebun milik mereka sendiri didengar oleh si tua Candy, salah satu pekerja yang cacat tangannya. Ia ingin ikut bersama mereka. Menawarkan uangnya untuk membeli tanah agar ia bisa memiliki rumahnya sendiri. Candy merasa kesal karena harus membiarkan para pekerja membunuh anjing kesayangannya. Hanya karena anjing itu sudah tua dan dianggap tak berguna. Padahal ia memelihara anjing itu sejak kecil.

Sifat impulsif dan naif Lennie menimbulkan konflik lain. Tangan  Curley remuk saat Lennie membela diri dari serangannya. Rasa bingung dan takut Lennie pun membuatnya tanpa sengaja membunuh istri Curley.

Candy begitu marah pada istri Curley yang menggagalkan niatnya untuk ikut bersama Lennie dan George. Ia terus memaki mayat istri Curley yang seperti sedang tidur. Musnah sudah mimpinya memiliki tanah dan rumah serta kebun sendiri. Mengetahui hal ini George begitu geram. Ia sadar beginilah jadinya jika ia melepaskan pandangannya dari Lennie.

Nah, bagaimana kelanjutannya? Apakah Lennie dan George akan terus bersama? Apakah Curley akan membalas dendam atas kematian istrinya? Bagaimana nasib Lennie selanjutnya? Jawabannya ada di buku ini dan kupikir asyik kalau membacanya sendiri. Selain kita bisa belajar tentang keadaan masyarakat pekerja di zaman itu, kita juga tahu bahwa hidup itu berharga. Do not take it for granted! Banyak orang yang harus berjuang keras untuk hal sederhana yang kita miliki, seperti: rumah, keluarga dan teman baik. So, at least, setelah baca buku ini kita jadi lebih menghargai apa yang kita miliki hari ini.

Kelebihan buku

Buku Of Mice And Men ini sangat menarik untuk dibaca. Selain kaya dengan sudut pandang kaum marginal buruh yang tak punya tanah, buku ini juga mengisi sekilas pandang penulis tentang caranya melihat perbedaan. Melihat diri dan mahluk lain dari semesta yang harusnya sama.

Kekurangan Buku

Buku ini terlalu berat buat anak-anak atau pencinta light reading. Menurutku, mungkin karena segmen pasarnya bukan anak-anak dan pembaca biasa. Butuh pemahaman yang dalam tentang sejarah Amerika di tahun 1937an untuk mengerti kedalaman cerita ini. Meski, mungkin bisa juga dibuat versi sederhananya untuk bacaan mendidik buat anak-anak.

Bandarlampung, 8 Mei 2020


Tuesday, 5 May 2020

Review Rumi The Book of Love: Poems of Ecstasy and Longing


If you want what visible reality can give,
you 're an employee
If you want the unseen world, 
you're not living your truth

Both wishes are foolish,
but you'll be forgiven for forgetting
that what you really want is
Love is a confusing joy.

-Rumi

Rumi adalah sosok legenda yang namanya dilekatkan dengan tokoh sastrawan dunia lain, Muhammad Iqbal. Tokoh ini bahkan datang sebagai pengagum Rumi. 

Iqbal menulis tentang karya Rumi  ini bagai berjalan di padang hijau misterius. Sekali kita tenggelam di dalamnya, kita akan enggan untuk kembali ke permukaan. Meski kita harus terus berjuang untuk tak tersesat. 

Kalaupun harus dianggap tersesat (menurut banyak pandangan orang kebanyakan), kita tahu apa yang kita lakukan. Mungkin itulah yang terpenting.

Well, itu menurutku.

Lalu, saat kubaca preface yang ditulis oleh penulis buku ini, Coleman yang mengatakan, 

" the human reality and not the melodrama, that region of being, is described in the Heart Sutra, the central text of Zen, as having "no eyes, no ears, no nose, no tongue, no body, no mind, and no consciousness." 

(kehidupan nyata dan bukan melodrama, keadaan menjadi, digambarkan dalam Heart Sutra, pusat teks dari Zen, sebagai kondisi tanpa mata, tanpa telinga, tanpa hidung, tanpa lidah, tanpa tubuh, tanpa pemikiran, dan tanpa kesadaran). Nothingness.

Keadaan yang menurutnya dapat diperoleh setelah kamu mati. Budha's Heart Sutra, tambahnya, dapat dicapai dengan mengilangkan eksistensi dirimu dalam ketiadaan. Segalanya meresap dalam pusat ekstasi di mana visi-hati dimulai.

Bingung? Aku juga. Tapi, mari kita lanjutkan pelan-pelan ya. No worry. Aku pun tipe yang praktical hingga penggunaan kata-kata dalam tulisanku pastinya sangat sederhana. Supaya aku pun mengerti apa yang kutulis. 

Prinsipku kan kesederhanaan tapi bermakna. Ini sebenarnya bentuk pengakuanku bahwa dibanding apa pun mungkin aku tak lebih berarti. Hanya fakir yang terus berusaha belajar. Berharap tak mati di tengah kehausan dan kelaparan. Padahal hidup di tengah mata air kehidupan.

Dalam pandangan Coleman, puisi-puisi Rumi diperdengarkan sebagai puisi cinta. Puisi yang menghadirkan kegetiran jiwa yang merana, dan semua aliran emosi yang mederas melalui rumah tamu kesadaran.

Selanjutnya aku pun teringat ucapan seorang guruku yang mengajar sastra dulu. Ia bilang begini, "Seorang sastrawan yang dikenang karyanya adalah yang karyanya berwarna kematian, kemurungan, kesedihan, kehilangan, penyesalan dan penderitaan." 

Mungkin maksudnya adalah bahwa kehidupan manusia ini tak akan terlepas dari penderitaan. Sisanya adalah warna lain yang berujung sama. Sebagaimana seorang perantau, berjuang mencari bekal untuk kehidupannya yang lebih baik saat ia pulang. 

Mungkin ia bahagia dalam perantauan. Tapi ia akan lebih bahagia saat pulang. Atau kalaupun ia menderita di perantauan, ia akan bahagia saat waktu pulang (kematian) tiba.

Kematian yang akhirnya menjemput Rumi saat langit memerah dan matahari tenggelam, 17 Desember 1273. Bumi bergetar seperti perut kelaparan. "Patient, old earth!" ("Sabarlah bumi yang tua!") Jerit Rumi. "You'll have your sweet morsel soon!" (Kamu akan dapatkan morsel manismu segera!).

Sekilas tentang Rumi

Rumi lahir di Balkh, sebuah kota kecil sebelah barat Mazar-i Sharif in Afghanistan, 30 September 1207. Ayahnya, Bahaudin adalah seorang mystic yang terpandang. 

Menghindari kejaran tentara Mongol Genghis Khan, keluarga ini hidup berpindah-pindah, dari Waksh (Tajikistan), Samarkhan, Damascus, lalu menetap di Konya di pusat Anatolia. 

Setelah kematian Bahaudin, Rumi belajar pada murid ayahnya, Burhanuddin Muhaqqiq. Bersamanya, Rumi mempelajari The Maarif, Sanai dan Attar. Burhan yang seorang hermit (petapa) eksentrik yang tak peduli dengan keyakinan dan garis keturunan.

 Ia membimbing Rumi kecil menjalani chillas (49 hari puasa menyendiri). Seolah mempersiapkan Rumi untuk menempuh kehidupan mystic-nya, sebelum ia bertemu dengan Shamsi Tabriz. Seseorang yang mempengaruhi kehidupan Rumi selanjutnya.

Beberapa dialog yang memesona yang masih relevan sekarang, "I did not want to live what was not life. Living is so dear." ( Aku tidak ingin kehidupan yang tidak menghidupkan. Kehidupan itu begitu berharga).  Juga kata-kata dalam catatan jiwa Bahaudin,

 "Now you must live what you've been reading and talking about." (Sekarang kamu harus hidup sesuai yang telah kamu baca dan katakan selama ini).

Wah, dialog yang menohok. Dialog Shams dan Rumi, menurutku, menjelaskan dengan gamblang akan pentingnya aktualisasi dalam tindakan dari pengetahuan dan ucapan kita agar kehidupan kita bermanfaat.

Puisi-puisi Rumi yang menenggelamkan diri dalam ekstasi rasa cinta ini membebaskan. Sebagaimana ini bukanlah agama. Puisi ini hanyalah bentuk cinta yang dinyanyikan dengan ekstasi kerinduan yang dalam. Candu yang memabukkan.

Essensi cinta mengenal Rumi didedikasikan oleh Nanao Sakaki, seorang pendeta Budha dalam puisinya Go With Muddy Feet

Go With Muddy Feet

When you hear dirty story
Wash your ears
When you see ugly things
Wash your eyes
When you get bad thoughts
Wash your mind
And
Keep your feet muddy

Puisi yang menyiratkan atas penyucian diri dan kesadaran diri. Usaha terus-menerus tanpa lelah untuk terua memperbaiki diri dan tetap ingat siapa dirinya. 

Puisi Rumi yang kusuka cukup banyak, tapi akan kutulis salah satu. Puisi ini menyiratkan tentang cinta yang begitu dalam melebihi atas kecantikan itu sendiri. Tenggelam di dalam dada. Menari-nari meski tak ada yang mengetahui. Menggelora. Hingga cinta itu terwujud dalam karya yang indah. Seni yang akan selalu dikenang sepanjang zaman.

In Your Light I learn how to love
In your beauty, how to make poems

You dance inside my chest
Where no one see you,

but sometimes I do,
and that sight becomes this art

Baca ini bikin baper ya? Apalagi aku ingat seorang artis legenda Raja Patah Hati, Didi Kempot baru meninggal kemarin. Memang sih mereka beda zaman dan segmen penikmat karyanya.

 Namun cinta menggelora itu pasti akan melahirkan seni indah yang abadi. Seni. Produk cinta yang akhirnya menyatukan. Meski tak ada yang dapat melihatnya lagi. Ia abadi. Benar, kan?

Sebenarnya, tak akan usai membahas tokoh Rumi yang bagai mata air ini dalam review sederhana yang lebih mirip coretan ini. Namun, harapanku ini akan jadi awal untuk menulis lagi dan lagi. Bukankah awal yang buruk itu lebih baik daripada tidak berani memulai? 

How could you worry?
You may as well free a few words from your vocabulary..

-Rumi

Bandarlampung, 5 May 2020



Monday, 4 May 2020

Review Novel Nefertari Sang Ratu Heretik Karya Michelle Moran


Ambisi. Kehancuran. Cinta. Garis. Keturunan. Harapan Babak baru segera dimulai. Darah terakhir siap melanjutkan tahta kekuasaan sang pendahulunya, Nefertari, semua harapan keluarga tertuju padanya (kutipan sampul novel).


Mesir zaman lampau yang jadi latar belakang kisah ini  punya nilai eksotis yang tidak dimiliki kisah-kisah kontemporer yang berkembang sekarang.  Aspek sejarah yang mewarnai jalan cerita bisa bikin kita  penasaran. Apalagi diwarnai dengan konflik yang tak lekang oleh zaman. Cinta.

Di novel ini juga kita dapat mengenal nama dewa-dewa yang dipercaya oleh rakyat Mesir. Dewa-dewa yang dipuja dan ditakuti karena kekuatannya yang dapat merubah nasib manusia.

Sebelumnya, kita akan diperkenalkan karakter yang dikagumi di novel ini. Nefertari. Sosok wanita yang terbuang karena dianggap keturunan dari Nefertiti, penganut heretik yang dibenci sekaligus ditakuti. Nefertiti, sang Ratu yang cantik dan cerdas. Dan Nefertari duanggap tak hanya mewarisi kecantikan dan kecerdasannya, ia pun dianggap mewarisi ilmu sesat!

Aliran sesat yang dianut Nefertiti adalah menyembah hanya satu dewa. Isis. Kepercayaan sesat yang akhirnya menumbuhkan kebencian rakyat Mesir yang politheime.

Stigma buruk yang melekat pada diri Nefertari dibentuk oleh pihak oposisi kerajaan yang tetap ingin melanjutkan garis kekuasaannya berupaya keras untuk menyingkirkan Nefertari dari kerajaan. Membuangnya jauh bagaimanapun caranya. Hingga tak ada jalan lain bagi Nefertari untuk bertahan kecuali melawan.

Mereka takut Nefertari akan bangkit dan merebut kekuasaan orang tuanya kembali! Apalagi melihat kedekatannya dengan Ramses, putra mahkota Firaun Seti.

Kisah cinta yang jadi tema sentral di novel luar biasa ini. Rasa yang menumbuhkan rasa benci, nafsu dan kehausan akan dendam. Cerita yang diawali dengan Nefertari kecil yang masih berusia enam tahun dan Ramses yang kala itu memohon pada dewa Amun untuk kesembuhan adiknya yang sakit. Meminta agar Anubis, dewa kematian tidak membawa adiknya pergi. Sayangnya, pangeran kecil Pili harus pergi bersama Anubis. Meski di tengah protes  dan permohonan Firaun Ramses.

"Para dewa takkan mendengarkan permohonan anak-anak! Hal hebat apa saja yang telah kau capai sehingga Amon sudi mendengar permohonanmu! Perang apa yang telah kau menangkan! Monumen-monumen apa yang telah kau bangun!"

Ucapan pendeta agung Kuil Amun inilah kupikir yang jadi titik awal perubahan cara pikir Firaun Ramses untuk membuktikan dirinya sebagai calon pengganti Firaun Mesir Hulu. Di mata calon Firaun ini, hanya pahlawan yang doanya akan didengar oleh dewa-dewa.

Sementara Nefertari yang harus menghadapi kebencian dari Henuttaway harus menerima kenyataan pahit. Ramses dijauhkan darinya oleh tugas sebagai asisten Firaun dan pernikahan Ramses dengan Iset yang lembut dan cantik. Nefertari patah hati.

Perasaan sendiri dan ditinggalkan ternyata hal yang glamour baginya. Karena Woserit, pendeta agung Firaun tak membiarkannya. Ia mengirim Nefertari ke Kuil Hathor untuk belajar. Jauh dari Firaun Ramses. Usaha untuk mengecoh Henuttaway bahwa Nefertari telah menyerah. Padahal ini adalah strategi Woserit untuk mendekatkan Nefertari dengan Firaun Ramses, mempersiapkannya untuk jadi Ratu utama.

Skandal masa lalu Iset dengan kekasih lamanya pun jadi senjata Woserit untuk membakar hati Nefertari.  Memberinya harapan untuk bersama Firaun Ramses. Woserit terus melatih Nefertari dan mengajarkan trik untuk bertahan di kerajaan sekaligus merebut hati Firaun Ramses.

Sedangkan Paser, wasir Firaun Seti sekaligus guru Nefertari juga ikut menjejali Nefertari dengan pengetahuan bahasa asing. Ilmu yang diharapkan dapat membantunya menaiki tampuk Ratu Firaun yang berkuasa.

Bagaimanakah nasib Nefertari selanjutnya? Apakah Firaun Ramses akan mempersunting Nefertari sebagai Ratunya? Siapakah Woserit sebenarnya? Kenapa Woserit mau membantu Nefertari naik tahta sebagai Ratu utama? Jawaban yang akan kamu peroleh setelah membaca buku setebal. 443 halaman ini.

Judul Buku : Nefertari Sang Ratu Heretik
Judul asli    : The Heretik Queen
Penulis        : Michele Moran
Tebal buku : 443 halaman
Penerjemah : Nadya Adwiani
Editor          : Saifudin, Selvenia Gusnaeni, Amanda Setiarini M
Cover          : Yudi Nur Riyadi
Harga          : -
Penerbit       : Percetakan Erlangga
Tahun          : 4 November 2009

Bandarlampung, 4 May 2020

Thursday, 30 April 2020

Review Novel Kanesbrake Karya Jennifer Blair: Second Chance Happiness

Cinta emang bumbu cerita yang nggak ada matinya. Bumbu yang jadi alasan, awal dan akhir dari sebuah cerita. Klise. Tapi, begitulah nyatanya. Tidak ada yang bisa merasa lengkap tanpa kehadiran cinta. Meskipun ia berusaha menghindar dan meninggalkan cinta.

Begitupun Laurie Master yang telah mengalami trauma terbesar dalam hidupnya. Kehilangan suami dan putranya dalam suatu kecelakaan. Laurie merasa dunianya hilang.

Laurie berusaha menata kembali kepingan hidupnya yang berantakan. Berusaha melihat masa depan, meski tak ingin melupakan masa lalu.

Laurie ingin kehidupan yang tenang dan jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Keinginan yang membuatnya setuju dengan tawaran Nora Kanes untuk tinggal sementara di mansion warisan keluarga Nora di Mississipi.

Nah, di sinilah awal cerita baru dimulai. Laurie bertemu dengan teman-teman baru yang hangat. Juga seorang dokter muda yang mempesona.

Ketenangan dan kedamaian yang diinginkan Laurie ternyata bukan yang ia butuhkan. Hatinya tak tenang. Meski bukan karena alasan kesedihan dan kehilangan.

Mampukah Laurie merengkuh kesempatan untuk bahagia untuk kedua kalinya? Atau ia terlalu takut kehilangan hingga tak sanggup untuk mencoba?

Well, kita tak akan pernah tahu sebelum membacanya. Hal yang pasti, novel kitch ini pun berakhir bahagia. So, setelah membacanya kita pasti akan tersenyum.

Anyway, menurutku sendiri, buku ini termasuk lumayan. Aku bisa dapat gambaran cara pandang beberapa tokoh terhadap cinta dan hidup. Aku sih agak kesal dengan satu tokoh, tapi lupa namanya hehe. Tokoh ini cukup snobby karena merasa terlahir dalam keluarga pengacara yang terkenal di daerah ini. Ia begitu merendahkan orang lain yang statusnya lebih rendah darinya. Kesal kan?

So, aku pun berpikir bahwa tampilan phisik seseorang tak dapat menjamin kebaikan hatinya. Sebagaimana  kita tak bisa menjamin kebaikan seseorang itu adalah suatu kebenaran. Bingung? Nggak apa. Baca aja. Pasti seru!

Bandarlampung, 30 April 2020

Review Buku Everyman Karya Anonymous

Courtesy gambar: google

Everyman 

Here beginneth a treatise how the High Father of Heaven sendeth death to summon every creature to come and give account of their lives in this world, and is in manner of moral play. (Inilah permulaan risalah bagaimana Bapa di Surga mengirim kematian untuk menjemput semua mahluk untuk datang dan memberikan pertanggungan jawab atas kehidupan mereka di dunia, dan ini  dilaksanakan dalam sandiwara moral). Hal 1

Manusia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di dunia ini pada pencipta-Nya, baik itu perbuatan besar  atau kecil. Tak akan ada yang terlewat. Itulah yang kumengerti saat membaca bagian awal dari buku setebal 31 halamn ini. Buku tipis tapi sarat makna. Dahiku sampai berkerut membacanya.

Perenunganku atas tulisan ini bagai membangunkan kesadaranku yang dormant, tertidur lama karena rasa malas yang terus menggerogoti jasad dan ragaku. Rasa yang mungkin seperti orang bilang merupakan penyakit orang-orang yang sedang belajar menuntut ilmu. Padahal tanggung jawab menuntut ilmu itu wajib. Beban yang harus dipikul semua manusia - yang membedakannya dengan mahluk lain. Meski semua mahluk tak ada yang terbebas atas apa yang dilakukannya hingga kelak dipertemukan oleh Sang Pemilik.

Buku yang menggambarkan dialog antara Pembawa pesan yang bisa kita anggap sebagai Nabi. Ada juga tokoh Tuhan, Kematian, Everyman, Persahabatan, Kebaikan, Sepupu, Materi, Amal Baik, Pengetahuan, Pengakuan, Kecantikan, Rahasia, Kekuatan, 5 Kemauan, Malaikat, dan Doktor. Karakter-karakter yang menghantar manusia hingga akhir hidupnya di dunia.

Dialog dari tujuh belas karakter yang mewakili sifat yang melekat pada manusia ini berisi makna yang dalam. Suatu pengejawantahan atas renungan panjang penulis atas eksistensinya di alam fana ini. Sebagaimana hadirnya akibat itu bukan tanpa sebab. Tak ada perbuatan yang terlewat tanpa konsekwensi.



Dialog yang sentralnya adalah karakter Tuhan ini diawali oleh tokoh Nabi yang menyampaikan doa atas kebaikan manusia sambil mengingatkan untuk terus menjaga diri dari perbuatan ingkar dan sia-sia. Sungguh, katanya, tak akan ada daya dan upaya saat.tubuh telah terbaring di liang lahat.

Merenungi bagian ini saja membuatku lebih mentafakuri tentang tokoh Death yang ada di buku ini. Tokoh yang lekat dan membuntuti kita kemana pun. Bahkan lebih dekat dari kehidupan itu sendiri karena ketaatannya pada Tuhan.

Death

Almighty God, I am here at Your will,
Your commandment to fulfill


Kematian yang digambarkan sebagai tokoh yang taat pada Tuhan. Tokoh yang hanya mematuhi commandment Tuhan. Mempertemukan mahluk dengan Tuhan.

Dalam pandangan sederhanaku, Death ikut mengantarkan Everyman pada God, bagaimanapun caranya. Maksudnya di sini adalah Death akan menjemput Everyman dalam setiap keadaan, hingga Everyman harus selalu mempersiapkan diri.

Mungkin, itulah sebabnya Massengger tak pernah lelah mengingatkan Everyman agar tak terjerumus dalam kesenangan semu.

Dialog karakter lain yang cukup keras adalah bagaimana tokoh Knowledge mengagungkan dirinya. Seolah tanpanya, manusia akan menghilang dari peradaban.

Bahkan Kindred (kebaikan) tak bisa selalu menolong Everything. Karena Kindred pun akan meninggalkan Everyman sendiri.

Lalu ada Good Deeds (amal baik) yang juga tak sanggup membantu Everyman.

GOOD DEEDS
Everyman, I am sorry for your fall,
And fain would I help you; if I were able.

Meski selalu menasihati Everyman di setiap langkahnya, ketidakberdayaan Good Deeds untuk selalu membantu melemahkan Everyman. Ia ia pun berpaling pada Knowledge (pengetahuan). Tokoh ini pun bersedia menemani perjalanan Everyman. Berdua bertemulah mereka dengan Confession (Pengakuan).  Kegalauan Everyman membuncah saat Confession menuturkan penebusan dosa yang harus ditempuh. Everyman merintih,.memasrahkan nasibnya pada Tuhan.

EVERYMAN
In the name of the Holy Trinity,
My body punished sore shall be.
Take this, body, for the sin of the flesh;
Also thou delightest to go gay and fresh;
And in the way of damnation thou didst me bring,
Therefore suffer now strokes and punishing... (hal. 19)

Lalu, satu-persatu tokoh dipanggil untuk meringankan penderitaan Everyman. Beauty, Strength, Discretion, dan Five Wits muncul memberikan dukungan. Namun, mereka pun satu persatu pergi. Tak bisa bertahan. Hingga satu yang tertinggal hingga Angel datang menjemput.

Di akhir tulisan, tokoh Doktor muncul. Tokoh yang menemani Everyman di saat terakhirnya. Tak ada Beauty, Five Wits, Strenght dan Discretion, kecuali Good Deeds yang terus berada di sisi Everyman. Di hadapan Tuhan, tak ada yang berarti kecuali Good Deeds.

Tulisan anonymous ini menurutku merupakan tulisan yang padat dengan pesan moral. Bagaimana seseorang seharusnya menghargai dirinya, memahami bahwa Beauty (kecantikan), Strenght (Kekuatan), Persahabatan dan hal lain yang melekat pada dirinya akan meninggalkannya kelak. Kecuali Good Deeds (amal baik). Tak akan ada yang dapat menemani selamanya selain amal baik. Hal yang kelak akan mengangkat derajat kebahagiaan kita di hadapan Tuhan,

Bandarlampung, 29 April 2020

Judul Buku : Everyman
Penulis        : Anonymous
Tebal Buku  : 31 Halaman
Penerbit       : -
Harga           : -
Jenis buku    : PDF

Saturday, 28 March 2020

Alasan Memilih Review Buku "The Holocaust Industry"



Industri Holocaust mungkin telah berubah menjadi "perampok terbesar yang pernah ada dalam sejarah kemanusiaan"


Bicara tentang Holocaust pasti mengingatkan kita tentang genosida yang dilakukan oleh Jerman pada Perang Dunia II. Holocaust yang menurut berita di media massa menelan sekitar enam juta jiwa yang sebagian besar adalah orang Yahudi. Berita yang terpatahkan menurut fakta yang ada di buku ini.

Holocaust berarti penghancuran besar terhadap kehidupan, khususnya dengan melakukan pembakaran. Teknisnya kata itu berarti pembantaian massal dan keji terhadap kaum Yahudi oleh Nazi Jerman di bawah pimpinan Adolf Hitler di masa Perang Dunia II.

Holocoust yang dianggap sebagai penipuan terorganisir atas nama masa lalu. Kejahatan besar yang dianggap kebenaran karena kepentingan politik yang tersembunyi. Sebut saja angka pembantaian secara sistematis enam juta jiwa Yahudi oleh Nazi Jerman saat itu yang kemudian mengilhami film Spielberg Schindler's List. Padahal ukuran Auschwitch, kamp kerja Jerman paling terkenal buruknya, sangat kecil, dengan hanya 11.000 (kebanyakan bahkan bukan orang Yahudi). Menurut hitungan sederhana, Jerman butuh ratusan kamp untuk menghabisi 137 orang per jam, agar enam juta Yahudi dapat dibantai di kamp-kamp kecil Auschwitz. Hal yang tak masuk akal mengingat hanya 850.000 tentara dan sipil yang terbunuh selama perang dunia II. 

Menurut pendapat penulis, Barat bahkan menganggap Holocaust sebagai sesuatu yang sakral. Melebihi kitab suci dari Kristen maupun Yesus, sebab orang dapat menghina Tuhan tanpa risiko apa pun. Tapi menolak Holocaust dianggap suatu dosa besar.  Seorang Germar Rodef, ahli Kimia asal Jerman dipaksa bunuh diri karena menulis buku "Dissection Holocaust" (Pembedahan Holocaust).  Sedang beberapa yang lain dibungkam oleh kenyamanan secara finansial hingga tidak mampu mempertanyakan kebenaran Holocaust.

5 Alasan yang menyebabkan Barat tidak kritis terhadap masalah Holocaust

  1. Masalah psikologis, yang disebabkan oleh rasa bersalah. Pembantaian Yahudi ini dianggap sebagai hal yang memalukan hingga Barat tak mampu melihat isu Holocaust secara kritis.
  2. Masalah moral. Barat ingin menghapus dosa masa lalu dengan memberi tempat tinggal kepada bangsa Yahudi. Ironisnya, Barat memberikan tempat tinggal dari tanah Palestina yang tak bersalah.
  3. Masalah politik. Pada masa perang Dingin dukungan pada Israel dikaitkan dengan upaya membendung komunisme dan nasionalisme Arab di Timur Tengah yang kaya dengan minyak.
  4. Masalah komunikasi. Seperti yang sudah diketahui bahwa media massa paling berpengaruh di dunia dikuasai oleh orang-orang Yahudi. Hal yang tentu saja dapat mempengaruhi opini yang akhirnya berpihak pada Yahudi.
  5. Masalah ekonomi. Dengan uang Yahudi yang digerakkan oleh New York-lah yang memutar perekonomian dunia. Bahkan dengan uang Yahudi, seseorang bisa terpilih sebagai seorang presiden yang dapat disetir demi kepentingan Yahudi.
Alasanku membaca buku "The Holocaust Industry"

Sebenarnya buku The Holocaust Industry ini sudah saya beli 14 tahun yang lalu. Tapi saya malas bacanya. Alasannya? Buku ini berat. Seberat rindu. Rindu akan kebenaran. Seperti yang dibahas oleh penulis buku ini. Alhamdulillah, aku pun akhirnya membaca buku berat ini untuk memenuhi tantangan RC Odop 7.

Buku yang ditulis oleh Norman G. Finkelstein yang juga seorang peranakan Yahudi ini mengupas tentang Industri Holocaust yang hanya menguntungkan sebagian golongan saja. Sementara korban sejarah sesungguhnya, hanya bisa menyaksikan bagaimana penderitaan masa lalu mereka dikomersilkan.

Ironis memang, masih banyak orang yang mengeruk untung dari kesusahan orang lain

Sementara beberapa orang tak berani mengungkapkan kebenaran, karena terjebak dengan kenyamanan finansial, buku Finkelstein dengan berani mengungkapkan fakta yang provokatif berdasarkan fakta yang layak dikemukakan.

Finkelstein yang juga mengajar ilmu politik di DePaul University di Chicago ini menulis buku Image and Reality of the Israel-Palestine Conflict yang populer di tahun 1998 oleh New York Book Review, menjadikan buku ini layak dijadikan referensi bacaan kita.

So, aku pun berpikir bahwa buku-buku sejenis ini dapat dijadikan salah satu tantangan bagi RC Odop selanjutnya. Buku yang dapat membuka pandangan kita tentang sejarah di masa lalu. Menyadarkan kita tentang arti kebenaran yang tak bisa dibungkam oleh apa pun. Kebenaran yang bisa dikenal lewat goresan kata yang kita baca dan kita tulis ulang. Semoga bisa jadi perpanjangan kebaikan di masa depan.

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis NIlai-Nilai Kebajikan Universal Sebagai Pemimpin

  Assalamualaikum, bapak/ ibu hebat. . Tabik pun.. Salam bahagia. Setelah saya mempelajari modul 3.1, maka saya akan membagikan Koneksi Anta...