Tuesday 13 October 2020

Review Buku Rambut Sang Nabi Karya Salman Rusdhie

 

review-buku-rambut-sang-nabi

Pernah dengar tentang Salman Rusdhie yang pernah diancam dengan hukuman mati oleh mendiang pemimpin Revolusi Islam Iran di tahun 1990an? Tulisan Salman yang kontrovesial berjudul Ayat-ayat Setan yang dianggap menghina umat Islam di seluruh dunia. Karya Salman ini juga yang bikin ia terkenal.

Sayangnya ketenaran itu mengakibatkan ia jadi buruan banyak orang. Buku itu pun masih jadi perdebatan panas meski telah berlalu tiga puluh tahun. Aku masih ingat gimana  pemuka agama melarang buku ini untuk dibaca. Khawatir mengganggu pemikiran terkait keyakinan. Akidah.

Okey, aku nggak akan ngomongin masalah karya Salman Rushie yang sensitif bagi umat Islam. Aku hanya ingin kasih contoh gimana tulisan itu bisa mengakibatkan reaksi bagi pembacanya. Dampak yang tak terelakkan baik secara budaya dan kepercayaan.

Berbeda dengan karya Salman Rusdie ysng berjudul Ayat-ayat Setan, buku lain miliknya yang berjudul Rambut Sang Nabi mencerminkan kegelisahannya sebagai seorang imigran. Kegelisahannya karena tak bisa pulang ke kampung.

Gambaran tentang kehidupan orang-orang yang tenggelam dalam prasangka, keserakahan, dan nafsu penghambaan akan dunia. Gambaran orang-orang yang merasa terangnya dunia, serta kenikmatannya adalah puncak pencarian. Kegelisahan tanpa batas.

Menurutku, karya Salman Rusdhie ini cocok dibaca buat kamu yang ingin tahu tentang India atau Inggris dari kaca mata anak India. Karyanya mungkin bisa kasih gambaran gimana seorang anak India yang hidup di masa postcolonial. Anak-anak yang gelisah mencari jati dirinya.

Sinopsis Rambut Sang Nabi

Kisah dimulai dengan kematian Eliot Crane. Ia bunuh diri dengan senjata milik ayahnya. Meninggalkan dunia ini dengan gagasannya.

Sebelumnya ia telah melakukan perjalanan bersama istrinya, Lucy Evans yang bekerja di kantor surat kabar. Ia menemukan dirinya dengan gagasan tentang kematian. Cara untuk meninggalkan.

Selanjutnya ada kisah tentang Columbus. Seorang asing yang mengabdi pada Ratu Isabella. Pengandaian tentang posisi seorang penjajah dan terjajah.

Mempermainkan Columbus menyenangkan sang Ratu. Ia memperingatkan diri sendiri dengan  sang Ratu mungkin ia akan terbantu untuk mencapai kehendaknya. Dengan mendengus melata-lata membabi ia dengan kakinya. Giginya digeremus-gerumuskan.” (hal 40)

Sedangkan cerita yang jadi judul buku ini “Rambut Sang Nabi” mengisahkan tentang seorang rentenir yang menemukan sehelai rambut nabi dalam sebuah botol yang hanyut di sungai. Penemuan yang jadi petaka bagi keluarga Hashim.

Ia berubah wataknya setelah hari itu. Bermetamarfosis jadi bully di rumahnya sendiri. Menciptakan rasa takut di hati anak-anaknya.

Mereka pun nekat mendatangi daerah kumuh di Srinagar. Mencari pencuri bayaran bagi benda kesayangan ayah mereka. Pencarian yang berakhir bencana bagi Atta. Ia terluka parah karena dikeroyok preman di sana.

Hashim yang terpesona dengan temuannya tak menyadari dirinya. Ia hanyut dan tenggelam dalam godaan penghambaan. Ia merasa  telah menemukan yang ia cari.

Akibat hal tersebut, petaka pun datang tak henti. Kematian menjadi buah lain dari rambut nabi yang dianggap keramat. Bahkan kegilaan yang menghantui anggota keluarga Hashim yang selamat dari bencana ini.

Diskusi

 

Membaca buku ini jujur saja agak membingungkanku. Mungkin karena penyampaiannya atau pengetahuanku yang kurang tentang Salman Rusdhie. Buku yang bikin aku berpikir bahwa ruang membaca harus lebih luas lagi. 

Terlepas dari itu, buku ini kupikir bisa jadi pertimbangan bacaan bagi kamu yang suka dibingungkan oleh kata-kata. Mengais maksud tersembunyi dari kebingungan. Berharap dapat secercah pesan yang dapat mencerahkan.

Bandarlampung, 14 Oktober 2020


2 comments:

  1. saya belum pernah baca karya dari Salman Rusdhie ini, walau namanya nggak asing di telinga.

    Sepertinya untuk buku semodel ini, bagusnya dibahas di book club ya. Jadi bisa nangkap maksudnya kemana dan bisa bertukar pikiran.

    ReplyDelete
  2. Bener mbak. Buku model gini lebih asek untuk diskusi. Kalau baca sendiri dan gak diskusi, khawatirnya ngomong sendiri 🤗

    Apalagi Salman Rusdhie sendiri adalah penulis buku yg sempat jadi kontroversial. Bahkan sampai kini buku tulisannya tetap jadi bahan debat di berbagai kalangan..

    ReplyDelete

And The Mountains Echoed: Harapan dalam Keputusasaan

Manaar tergeletak di kasur tipis, butut dan bau   di antara kasur-kasur serupa di ruangan sempit itu. Tubuhnya kurus dengan benjolan membesa...