Monday 9 November 2020

Struktur Sastra Lisan Kerinci: Permata dari Kerinci

Ana menangis. Untuk kesekian kalinya Denis menghianati cintanya. Denis lebih percaya pada Eliza yang sering menyakiti hati Ana. Sayangnya, justru Bayu,  sahabat Ana yang tetap percaya padanya. Padahal Denis adalah suami Ana. Orang yang Ana cintai.

Kisah Ana dan Eliza ini adalah modifikasi cerita Bawang Merah dan Bawang Putih yang ditayangkan salah satu stasiun tv swasta. Dongeng lama yang melegenda. 

Aku pun membaca sebuah buku "Struktur Sastra Lisan Kerinci" yang kupikir keren. Berasa dapat Permata gitu. Sampul bukunya merah ngejreng. Bikin senang.

Ternyata, buku ini berisi kumpulan cerita jadul yang asyik. Mirip kisah Osoep kalau di luar negeri. Kita juga mungkin bisa banding kan dengan kisah-kisah lama lain di tanah Jawa. 

struktur-sastra-lisan-kerinci-permata-dari-kerinci


Struktur Sastra Lisan Kerinci

Kisah-kisah penuh hikmah ini baik diceritakan buat semua umur. Menghibur dan mendidik. Sayang, nggak banyak yang mempopulerkan sastra lisan Kerinci ini. Seolah tenggelam di balik pegunungan . Bagai Permata dari Kerinci. 

So, aku tertarik membaca buku setebal 590 halaman ini. Buku lama yang berisi teks-teks cerita berbahasa asli Kerinci beserta  terjemahan Bahasa Indonesia nya. Teks yang ditulis lewat proses merekam dari penutur asli di lapangan.

struktur-sastra-lisan-kerinci-permata-dari-kerinci

Contoh text bahasa Kerinci

" Uhang itu buduo badik suhang butino, suhang jadi Rajo tua nga jantan. Nge butino itu adiknyu, sanak liau. Jadi katu tuo nge jantan..(hal. 55).

Mereka dua beradik seorang laki-laki, seorang wanita. Seorang jadi raja, yang laki-laki yang wanita adiknya..(hal. 332).

Potongan cerita Njik Kileng ini adalah kisah klasik tentang persaudaraan. Kakak dan adik yang seharusnya saling menyayangi. Namun, kisah hubungan ini berbeda. Kepo? Yuk, baca sinopsisnya.


Sinopsis Cerita Struktur Sastra Lisan Kerinci

Nah, cerita dalam Struktur Sastra lisan Kerinci ini terbagi sesuai dengan lokasi cerita-cerita. Daerah-daerah tersebut adalah Gunung Kerinci, Danau Kerinci, Air Hangat, Sungai Penuh, dan Sitinjau Laut. Salah satu cerita yang berasal dari Gunung Kerinci adalah Njik Kileng. Kisah persaudaraan yang menyentuh hatiku.

Ini kisahnya..

Njik Kileng

Alkisah hiduplah dua saudara. Si abang yang menjadi raja, dan si adik, Puti. Keduanya terpisah karena si abang harus mencari istri.

Selanjutnya, Puti menggantikan si abang menjadi raja. Suatu hari Puti mandi di sungai. Ia menemukan buah limau yang hanyut dan memakannya. Akibatnya ia menjadi hamil.

Rasa malu menjadikan Puti lari ke hutan. Lalu,  si abang yang telah kembali tak menemukan adiknya di rumah. Si abang mencarinya ke hutan. Ia menemukan Puti dan meninggalkannya pada sebatang kayu bergandeng tiga.

Kayu bergandeng tiga lambat laun bertaut. Puti masuk ke dalamnya. Ia tinggal di sana hingga anaknya lahir.

Puti yang telah melahirkan dibawa oleh dewa. Sedangkan, bayi itu ditinggalkan di dalam kayu. 

Sementara itu, si abang memiliki dua putra. Malin Deman dan Malin Kesumba. Lalu,  Si abang melanjutkan perantauannya. Sepeninggalnya, sang istri melahirkan putra ketiga, Malin Jarun.

Pagi itu Malin Deman dan Malin Kesumba pergi ke hutan untuk mencari kayu. Malin Jarun sudah lebih dulu berangkat mebawa bekal.

Sayang, Malin Deman dan Malin Kesumba nggak peduli dengan Malin Jarun. Mereka menghabiskan bekal yang Malin Jarun bawa. Malin Jarun kelaparan.

Untunglah, ada suara gaib dari balik pohon. Ia menyediakan Malin Jarun makanan enak, minuman, sirih, dan rokok. Suara gaib itu juga memberikan cincin terang yang dapat dijadikan penerang jalan.

Akhirnya, Malin Jarun yang ditinggalkan sendiri di hutan dapat pulang ke rumah. Ia juga membawa kue-kue pemberian suara gaib untuk sang ibu.

Malin Jarun menceritakan pengalamannya pada sang ibu. Kedua abang yang berkunjung ke rumah melihat jari Malin Jarun yang bersinar. Mereka pun kembali ke hutan.

Saat tiba di hutan, Malin Deman dan Malin Kesumba terkejut. Kayu yang semalam telah mereka potong-potong telah utuh kembali. 

Struktur Sastra Lisan Kerinci, Permata dari Kerinci

Berdasarkan 5 kecamatan yang dijadikan lokasi pengumpulan cerita, ditetapkan ada 21 cerita. Cerita-cerita yang mengandung kebaikan buat kita semua.

Gunung Kerinci

1. Njik Kileng

Kisah kakak adik yang terpisah. Si kakak pergi mencari istri. Sedangkan si adik perempuan tinggal di rumah.

Si adik nggak sengaja hamil akibat makan buah limau. Lalu, ia pergi ke hutan dan melahirkan di sana.

Si kakak akhirnya memiliki tiga putra. Malin Deman, Malin Kesumba, dan Malin Jarun. 

Malin Jarun yang disia-siakan oleh kakak-kakaknya mendapat pertolongan dari suara gaib. 

2. Enjik Sakilek

Kisah seorang gadis, Puti namanya. Ia bersuamikan Raja Tua. Mereka memiliki tiga putra, yaitu: Malin Kesumba, Malin Deman, dan Malin Jarun. 

Kemiskinan menjadikan sang ayah pergi merantau. Sementara ketiga anaknya ke hutan mencari kayu untuk rumah mereka. Sayang, Malin Jarun dicuekin  oleh kakak-kakaknya.

Untunglah, Puti yang ada di dalam pohon memberi Malin Jarun makanan. Puti juga memberi cincin yang bersinar pada Malin Jarun. Sinar cincin menerangi jalannya pulang ke rumah. 


3. Tupai Janjang

Di kampung Siulak yang dipimpin oleh Tuanku Raja Tua dan Puti Lindung Bulan. Mereka telah menikahi selama 20 tahun. Tapi belum dikaruniai anak.

Selanjutnya, suatu hari Puti melahirkan anak tupai. Raja Tua minta anak tupai itu ditangkap. Anak tupai itu kabur ke hutan.

Raja jatuh sakit. Semakin jauh tupai pergi, semakin parah sakitnya. Raja pun tak tahan menahan sakit. Raja tua akhirnya mengakui tupai sebagai anaknya, dan ia pun sembuh.

Tupai menjelma jadi pemuda tampan. Dia diberi nama Lukman Hakim. Ia pun menggantikan ayahnya dan menikahi dengan keponakan ibunya, Puti Ameh Urai.

4. Gambang Malin Dewa

Kisah tentang Gambang Malin Dewa,  pemuda yang mencintai Nanggolan Gento Sori. Tapi orang tua sang pemuda nggak setuju karena sang gadis keturunan raja. Si pemuda akhirnya membuang dirinya.


Danau Kerinci

5. Burung Kuwau

Ada sepasang suami istri yang lama tak memiliki anak. Dalam mimpi mereka, orang tua menemui mereka, dan berkata, "Apakah kau rela memiliki anak, tapi kau akan mati karenanya? Mereka rela.

Saat sang istri hamil, suami meninggal. Lalu, sang istri meninggal ketika bayi mereka lahir. 

Selanjutnya, sepupu si bayi menjemputnya. Namun kekasih sepupu si bayi menyihirnya menjadi Kuwau, dan meninggalkannya di atas batu.

Sepupu si bayi pura-pura menjala di sungai. Mereka meninggalkan pacar yang jahat. Mereka berhasil menjala Kuwau yang berubah jadi gadis cantik. Akhirnya, mereka pulang bersama.

6. Si Kemba Paya

Kisah anak raja yang menikahi cucu seorang nenek di hutan karena kembang payung. Setelah menikahi, mereka pulang ke kampung. Nenek membekali mereka dengan baju terbang. 

Mereka mendarat dengan mengembangkan kembang payung. Pesta perkawinan mereka juga diadakan di bawah bunga kembang payung.

struktur-sastra-lisan-kerinci-permata-dari-kerinci


7. Siyo-siyo Kau Tupai

Hiduplah dua bersaudara, abang dan adik perempuan. Di rumah mereka ada pohon jambu lebat. Abang pergi dan berpesan, "jaga jambu kita. Jangan sampai dimakan tupai."

Saat itu tupai datang. Tapi tidak memakan jambu. Meski jambu jatuh berguguran. Begitulah hingga hari kedua.

Hari ketiga datang raksasa. Ia memaksa untuk mencari kutu si adik. Tapi, raksasa malah menusuki kepala si adik dengan jarum hingga pingsan.

Si abang mengira adiknya mati. Si abang berdoa, dan si adik hidup kembali. 

Si abang ingin membalas dendam. Ia memancing raksasa untuk melewati jembatan rusak. Si raksasa jatuh. Lalu, ia mati.

8. Si Jaru Panta

Kisah tentang Jaru Panta yang pandai dan Bujang Singayang yang bodoh. Juga tentang kisah Jaru Panta yang nggak pernah menyatu dengan Ganduriah. Meski ia menjelma jadi burung Pucuk. Sedang Ganduriah menjadi burung Kolleh.

9. Puti Lumo dengan Puti Cikkettung

Kisah Puti Lumo yang mencari bajunya yang disembunyikan Puti Cikkettung. Ia tiba di hutan dan merawat bayi yang buruk rupa. Ia menjaga bayi dengan baik.

Saat pulang, Puti Lumo menerima  pisau untuk memotong batang puar. Lalu, batang puar yang ia potong berubah jadi pemuda tampan. Mereka pun menikah.

Puti Cikkettung pun ingin. Tapi ia nggak menjaga si bayi dengan baik. Saat memotong puar, batang puar itu berubah jadi kakek tua dan bongkok. Puti Cikkettung terpaksa kawin dengannya.

Air Hangat


Sedangkan kisah dari kecamatan air hangat adalah asal-usul Pending, Rajo Alam, Bujang Buye, Silsilah Raja Kita, Nalila, Bujang Suanggau, dan Si Mata Empat dan Si Pahit Lidah.

Begini sinopsisnya

10. Asal-usul Pending

Kisah ini tentang guru sakti dan keramat. Ia merupakan tempat orang memohon maaf dan ampun. Cerita ini berhubungan dengan Payun Kutu Payung dan lokasi Koto Jaluang, Koto Jelatang, Payun Koto Payung, Lubuk Patimbong Anak, dan Batu Jemu.

struktur-sastra-lisan-kerinci-permata-dari-kerinci


11. Rajo Alam

Cerita ini tentang Raja Alam yang memiliki empat anak. Mereka adalah Raja Tua, Raja Nengah, Raja Bungsu, dan Putri Bungsu. Suami Putri Bungsu pun seorang raja.

Lama menikah Putri Bungsu belum punya anak. Lalu, ia hamil dan melahirkan katak. 

Raja Tua dan Raja Nengah memperlakukan katak dengan buruk. Untunglah, Putri Raja Bungsu menolongnya.

Saat dewasa, nggak ada yang mau menikah dengan katak. Hanya Putri Raja Bungsu yang bersedia. Saat katak dan Putri Raja Bungsu menikah, kayak berubah jadi pangeran tampan.

Sitinjau Laut

Cerita-cerita dari kecamatan Sitinjau Laut adalah Putri Bungsu Rindu Kesian, Semegang Tunggal, Orang Muda Si Jaru Pantang, dan Putri Kemilau Air Emas.

Sastra Lisan Kerinci, Mutiara dari Kerinci yang Berharga

Aku pernah mendengar kisah tentang Si Mata Empat dan Si Pahit Lidah. Tentang seseorang yang memiliki kesaktian, tapi mati sia-sia karena bersaing nggak sehat. Aku menyadari bahwa sastra lisan ini bagai mutiara Kerinci yang berharga. Banyak hikmah yang dapat kita pelajari dari sastra lisan yang diteruskan turun-temurun ini.

Mutiara berharga dari Kerinci ini masih dijaga oleh penutur asli yang usianya telah menua. Sebut saja Abdullah Isyah (74 tahun), Kabir (60 tahun), Ny. Dari (68 tahun), dan H. Halipah bnti Iman (80 tahun). Meraka adalah para penjaga warisan nenek moyang Kerinci. Mereka berharap akan dilanjutkan oleh generasi muda

Cerita Bujang Suanggau dalam Struktur Sastra Lisan Kerinci yang mirip syair

Kisah tentang Bujang Suanggau ini cukup jenaka. Tentang seorang pemuda yang hendak merantau mencari gadis. Sedang ibu si Bujang Suanggau berkomentar julid tentang pakaian si Bujang. Persis netijen julid. 

Begini ceritanya..

Apa sebab hilir Bujang Bujang Sianggaaauuu
Hendak kemana engkau Suanggau
Itulah kata buluk Nsu
Apalah kata Bujang Suanggau
Sebab ke hilir Induk Nsu

Aku akan pergi ke pekan Balai Panjang
Aku ingin menemui mamak dua beradik
Menemui tunanganku yang berdua
Menemui Puti Gelang Matahari
Menemui Puti Genta Riah

Apalah kata Induk Nsu
Sebab hilir Bujang Suanggau
Kalau engkau hendak ke pekan
Orang di pekan orang bersilat
Orang di pekan orang menyabung
Orang di pekan orang bertikaman

Apalah kata Bujang Suanggau
Mana kuda ayah ketika Bujang?
Kuda hitam putih kaki
Putih kaki putihlah tangan

Genta kecil bunyi merindu
Genta besar-besar bunyi menghimbau
Dia merindu anak bujang
Dia menghimbau anak gadis

Apalah kata Induk Nsu
Sebab ini Bujang Suanggau
Maka kuajar engkau bersilat
Maka bersilatlah dengan Induk Nsu

Langkah rapat dirapatkan
Langkah jarang diperjarang
Apalah kata orang yang banyak
Orang sakti yang keramat
Orang indah orang bertuah

Maka diajar pula oleh Induk Nsu dia menyabung
Maka menyabunglah dengan Induk Nsu
Maka dikeluarkan telur ayam ayah ketika bujang
Maka berkokok ayam Suanggau

Apalah kata orang yang banyak
Orang sakti orang keramat
Orang indah orang bertuah
Maka diajar pula Induk Nsu di beritikaman

Maka beramuk dengan Induk Nsu
Maka tertancap pisau di ujung kuku
Sama tertawa dua beramal
Apalah kata orang yang banyak
Orang sakti orang keramat
Orang indah orang bertuah

Apalah kata Bujang Suanggau
Mana pakaian ayah ketika Bujang
Hendak dipakai dengan nama Allah
Hendak dicoba dengan mama Allah
Hendak mencoba gaya teman
Hendak meniri gaya kawan

Maka dilentik kunci mengena
Maka dikeluarkan pakaian ayah ketika bujang
Baju hitam celana hitam
Tiba delta hitam pula

Sudah berjalan di halaman panjang
Sudah ditempuh halaman yang luas
Maka berjalan Induk Nsu
Apalah kata Induk Nsu

Sebab ini Bujang Suanggau
Seperti siamang di atas kayu
Lalu dibuka pakaian hitam
Dikenakan pula pakaian merah

Baju merah celana merah
Tiba delta merah pula
Sudah berjalan di halaman panjang
Sudah ditempuh halaman luas

Apalah kata orang yang banyak
Orang sakti orang keramat
Orang indah orang bertuah
Maka berkata Induk Nsu

Apalah kata Induk Nsu
Seperti monyet di ujung dahan
Maka dibuka pakaian merah
Dikenakan pula pakaian putih.....

Nah, ceritanya agak panjang gaes. Masih banyak lanjutannya. Lucu banget. Kamu bisa baca sendiri supaya merasakan sensasinya.

Oya, kisah ini diceritakan oleh Nyonya Dari. Ia lahir di Koto Bento. Umurnya 68 tahun. Kisah ini adalah kisah nyata anak yatim piatu yang diceritakan tanpa musik. Pendengarnya biasanya banyak. Mereka mendengarkan kisah sambil duduk-duduk, tiduran, atau saat menyiangi padi di sawah.

Diskusi

Sastra lisan Kerinci adalah warisan yang wajib dilestarikan. Sayang kan kalau kisah-kisah menghibur dan mendidik ini hilang? Padahal, sastra lisan ini nggak kalah indah dengan kisah-kisah Walt Disney.

So, gaes. Yuk baca cerita rakyat bareng. Membaca kan asyik!


Judul buku  : Struktur Sastra Lisan Kerinci

Kurator : Syamsudin Udin, Mursal Esten, M. Atar Semi, Busri, Isna Nasrul Karim

Penerbit : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta 1985

3 comments:

  1. Masyaa Allah ulasannya menarik. Jadi tambah ilmu tentang sastra lisan Kerinci. Suka banget baca-baca ceritanya, semoga sastra Kerinci tetap lestari hingga nanti.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin.. moga makin banyak yang suka mempopulerkan sastra daerah ya mbak

      Delete
  2. Setelah membaca struktur sastra lisan tersebut ternyata sangat menarik ceritanya untuk di baca selain itu juga dapat menambah pengetahuan tentang struktur sastra lisanšŸ¤—

    ReplyDelete

And The Mountains Echoed: Harapan dalam Keputusasaan

Manaar tergeletak di kasur tipis, butut dan bau   di antara kasur-kasur serupa di ruangan sempit itu. Tubuhnya kurus dengan benjolan membesa...