Friday 11 September 2020

Perbedaan Rumah Sakit Jiwa dan Rumah Sakit Umum



 "Dalam bayanganku,  Rumah Sakit Jiwa itu adalah tempat yang serem, gitu. Banyak orang-orang gila yang berkeliaran. Ada yang ngomong, nangis, atau tertawa sendiri. Kayak di film-film."

 Mendengar ucapan temanku, aku tersenyum. Lalu, kubilang padanya kalau Rumah Sakit Jiwa itu, ya sama aja seperti Rumah Sakit Umum. Bedanya ya kalau Rumah Sakit Jiwa  itu ada fasilitas perawatan untuk masalah kejiwaan/psikiatri

Penasaran kenapa aku tahu? Nope, aku bukan tahu dari google atau buku. Aku sering berkunjung ke RSJ Pesawaran untuk menemani adik berobat jalan. Adikku menderita F-20 9. Schizophrenia paranoid.

Nah, karena aku tinggal di Lampung, maka rujukan perawatan ada di RSJ Pesawaran.

Anyway, aku baru aja pulang dari RSJ untuk ambil obat rutin sebulan sekali. Jujur kubilang, kalau aku masih grogi. Nggak tahu kenapa. Aku selalu deg-degan saat nunggu panggilan. Padahal ini bukan kunjungan pertamaku. Dokter dan petugasnya pun ramah dan baik. 

Bulan lalu, ada pasien dari Krui ingin nebus obat. Ia harus menggunakan umum alias berbayar karena bpjs nya sudah kadaluwarsa. Ia hanya punya uang tiga ratus ribu Rupiah. Petugas hanya ambil seratus lima puluh ribu. Sisanya untuk ongkos, kata petugas itu. Padahal total obat tiga ratus ribu. Duh, aku terharu melihat kebaikannya.

Rumah Sakit Jiwa Pesawaran

Kawasan RSJ Pesawaran yang terletak sekitar 15 menit dari Bandarlampung bernuansa hijau. Karena terletak di dekat RSJ, maka daerah ini dikenal dengan sebutan Kurungan Nyawa. Bahkan TK yang terletak di seberang RS Jiwa ini disebut TK Kurungan Nyawa. 

Bangunan RSJ Pesawaran terletak di sebelah kiri jalan, jika kamu berangkat dari Bandarlampung. Nuansanya kehijauan. Menenangkan (seharusnya). Sayang, asumsi di kepalaku bikin aku tegang jika udah masuk pelataran parkirnya. Nggak bisa nikmati suasananya.

Oya, di gerbang RSJ Pesawaran sudah ada ticketing park. Beda dengan dulu. Gedung Pelayanan pasien yang biasanya di depan sedang perbaikan. So, udah beberapa bulan ini aku dan pasien lain dilayani di Gedung belakang.

Kupikir sebagian kita sudah tahu prosedur perawatan Rumah Sakit Umum yang sebenarnya sama dengan RS Jiwa. Bedanya mungkin kalau di RS Umum kita bisa daftar dan langsung menuju ke ruang pemeriksaan kita. Misalnya, waktu aku check mata di RS Advent Bandarlampung, aku daftar di loket pendaftaran. Lalu, aku langsung ke poli mata.

Sedangkan di RSJ ada urutan pelayanan. So, in case kamu ingin tahu, berikut adalah urutan mendapatkan Pelayanan konseling dan obat selama pandemi di RSJ Pesawaran:

1. Ambil nomor antri

Tadi aku datang jam 8 kurang dan dapat nomor antri C64. Pasien dan keluarga pasien duduk di kursi tunggu. Rame banget. Kayak pasar tempel. Hingga petugas RS bolak-balik ngingetin kami untuk jaga jarak dan pake masker. Tapi, ya gitu. Ada juga yang ngeyel, hingga petugas minta yang nggak pake masker untuk keluar ruangan.

2. Ambil berkas di loket 3 

Tadi itu aku heran, sih. Perasaan nomorku dilewati. Tapi petugas bilang, aku udah dipanggil. Yah, sudahlah. Aku ngalah. Aku minta maaf dan ambil berkas BPJS. Aku pun lanjut ke loket 6.

3. Serahkan berkas ke loket 6 (Loket BPJS)

Aku nyerahin berkas BPJS untuk diverifikasi petugas. Dan, ini lumayan lama, gaes. Seperti yang kubilang tadi, pasien RSJ hari ini banyak yang berobat. Untungnya, aku ini orangnya sabar banget hehe..

Sambil nungguin panggilan, aku nguping percakapan emak-emak di belakangku.

"Anakku kumat di sekolah pas Ujian Nasional. Dia ngomong-ngomong sendiri. Jadi, pas lulus nggak lanjutin kuliah. Daripada ngabisin duit karena nggak beres."

Aku ingin sekali bilang pada emak itu bahwa "Sakit" ini nggak menutup peluang kita untuk belajar. Buktinya adikku bisa selesai S-2 nya. Sayangnya, namaku dipanggil. Aku pun lanjut menuju loket 7.

4. Serahkan kartu kuning ke loket 7

Oya, kalau kamu nggak tahu kartu kuning itu apa, aku akan jelasin. Kartu kuning ini kartu pasien RSJ yang wajib dibawa saat berobat. 

Setelah kartu kuning diverifikasi, aku menyerahkan berkas ke Loket 9.

4. Serahkan berkas ke Loket 9

Gaes, FYI untuk Pelayanan konsultasi dokter Jiwa selama pandemi ini ditiadakan dulu, kecuali kamu pasien baru atau pasien yang butuh injeksi. Pasien harus diinjeksi di RSJ karena obat suntik tidak boleh keluar dari RSJ. Khawatir nanti kamu jadi ketawa sendiri katanya. Duh, aku nggak ngerti. Mau ketawa kok garing, ya?

Ruang 9 ini biasanya adalah ruang di mana pasien bisa konsultasi sama dokter ahli jiwa. Sekarang sih, karena pandemi hanya ditanya keluhannya. Lalu, pasti dijawab dengan jawaban begini oleh pasien atau keluarga yang mengantar (pasien kadang ditanya kan suka diam aja),

" Masih suka marah, bengong, susah tidur atau ngomong dan ketawa sendiri. Dok, "

Ngomong itu pun dibatasi plastik transparan. Biasanya sih bisa face to face biasa kayak ngobrol. 

Bahkan kata petugasnya, jika nggak ada masalah signifikan, pasien tidak dibawa juga nggak apa-apa. Pasien bisa diwakili keluarga, dan datang ke RS tiga bulan sekali untuk kontrol. Ya, itu jika bukan pasien baru yang wajib setor muka untuk kontrol dokter.

Setelah selesai ditanya oleh petugas, pasien keluar. Nanti pasien/ keluarga dipanggil lagi untuk ambil resep yang akan dibawa ke bpjs agar diverifikasi. 

Nah, karena kelamaan nunggu, aku sering bengong memperhatikan orang di sekelilingku. Ada ibu tua yang menuntun anaknya (pasien). Sedih melihatnya. Inget ibuku. Anak itu cantik, tapi pandangannya kosong. Tak bercahaya. Kebanyakan sih, ekspresi pasien/keluarga yang kulihat ya nggak beda dengan keadaan di RS Umum. Tegang, Bedanya ya, petugas dan dokter di RSJ terlihat lebih sabar. 

Buktinya, petugas kesehatan yang melayani nggak gampang marah dengan pasien/ keluarga pasien yang bermacam-macam. Petugas kesehatan di RS ini ngomongnya relatif santuy. Aku aja tadi karena bengong nggak denger kalau dipanggil. Tapi, mereka sabar melayani.  

5. Serahkan berkas resep untuk verifikasi di loket 6 (bpjs) 

Aku nunggu lagi di depan loket 6. Rame banget. Panas lagi. Sebenarnya aku pingin duduk, tapi kursi pasien penuh. Mana ada yang batuk-batuk. Duh, jadi paranoid. Poinnya sih, aku berdoa semoga semua sehat. Aamiin

6. Terakhir. Ambil obat ke loket obat di Gedung belakang

You know what? Petugas yang melayani ada dua orang. Bapak dan ibu. Masya Allah, keduanya ramah banget. Sekarang pun aku masih terharu dengan kebaikan mereka. 

Memang benar kata orang, "kata-kata yang baik itu seperti seteguk air bagi yang kehausan. Kata-kata baik itu bisa jadi penyelamat jiwa."

RSJ juga melayani beberapa masalah yang berhubungan dengan nafza, kecanduan obat, radiologi, perawatan gigi dan lain-lain. Termasuk masalah gigi atau sakit kepala parah yang dokter umum nggak bisa tangani. 

So gaes, nggak perlu takut dan sungkan ke RSJ. Allah itu kasih penyakit beserta obatnya. Persepsi negatif atas suatu hal itu kita sendiri yang ciptakan, dan kita juga yang bisa rubah. Be wise and stay positive thinking. Then, your health will brighten others. Semoga.

Bandarlampung, 11 September 2020

7 comments:

  1. Melihat kebaikan petugas tadi yang bukannya menuntut uang cukup, malah menguranginya untuk ongkos, sangat menginspirasi, Kak.

    Oh iya, saya belum pernah ke rumah sakit jiwa, tapi dengan membaca ini rasa-rasanya image dokter yang ada di sana lebih ramah yaaa. Pasti bikin nyaman.

    ReplyDelete
  2. Melihat kebaikan petugas tadi yang bukannya menuntut uang cukup, malah menguranginya untuk ongkos, sangat menginspirasi, Kak.

    Oh iya, saya belum pernah ke rumah sakit jiwa, tapi dengan membaca ini rasa-rasanya image dokter yang ada di sana lebih ramah yaaa. Pasti bikin nyaman.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya, mbak Maria. Sebenarnya sih, nakes sekarang ramah-ramah kok. Apalagi konsep rs kan pelayanan.

      Anyway, thanks udah mampir mbak. Moga kita semua selalu sehat ya 🥰🙏

      Delete
  3. Adiknya rutin rawat jalan mba?

    Menarik ya, sakit gigi juga dirujuk ke RSJ

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya kk. sebulan sekali.

      Biasanya kalau sakit gigi / sakit kepala yang parah ya dirujuk di rsj..

      Delete
  4. Petugas obatnya (bapak & ibu) baiknya gimana? Apa yang hanya ambil 150 itu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Well, menurutku mereka baik karena ramah banget 🤗🥰

      Eh, nakes emang ramah ya 😊

      Delete

And The Mountains Echoed: Harapan dalam Keputusasaan

Manaar tergeletak di kasur tipis, butut dan bau   di antara kasur-kasur serupa di ruangan sempit itu. Tubuhnya kurus dengan benjolan membesa...