Thursday 30 April 2020

Review Buku Everyman Karya Anonymous

Courtesy gambar: google

Everyman 

Here beginneth a treatise how the High Father of Heaven sendeth death to summon every creature to come and give account of their lives in this world, and is in manner of moral play. (Inilah permulaan risalah bagaimana Bapa di Surga mengirim kematian untuk menjemput semua mahluk untuk datang dan memberikan pertanggungan jawab atas kehidupan mereka di dunia, dan ini  dilaksanakan dalam sandiwara moral). Hal 1

Manusia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di dunia ini pada pencipta-Nya, baik itu perbuatan besar  atau kecil. Tak akan ada yang terlewat. Itulah yang kumengerti saat membaca bagian awal dari buku setebal 31 halamn ini. Buku tipis tapi sarat makna. Dahiku sampai berkerut membacanya.

Perenunganku atas tulisan ini bagai membangunkan kesadaranku yang dormant, tertidur lama karena rasa malas yang terus menggerogoti jasad dan ragaku. Rasa yang mungkin seperti orang bilang merupakan penyakit orang-orang yang sedang belajar menuntut ilmu. Padahal tanggung jawab menuntut ilmu itu wajib. Beban yang harus dipikul semua manusia - yang membedakannya dengan mahluk lain. Meski semua mahluk tak ada yang terbebas atas apa yang dilakukannya hingga kelak dipertemukan oleh Sang Pemilik.

Buku yang menggambarkan dialog antara Pembawa pesan yang bisa kita anggap sebagai Nabi. Ada juga tokoh Tuhan, Kematian, Everyman, Persahabatan, Kebaikan, Sepupu, Materi, Amal Baik, Pengetahuan, Pengakuan, Kecantikan, Rahasia, Kekuatan, 5 Kemauan, Malaikat, dan Doktor. Karakter-karakter yang menghantar manusia hingga akhir hidupnya di dunia.

Dialog dari tujuh belas karakter yang mewakili sifat yang melekat pada manusia ini berisi makna yang dalam. Suatu pengejawantahan atas renungan panjang penulis atas eksistensinya di alam fana ini. Sebagaimana hadirnya akibat itu bukan tanpa sebab. Tak ada perbuatan yang terlewat tanpa konsekwensi.



Dialog yang sentralnya adalah karakter Tuhan ini diawali oleh tokoh Nabi yang menyampaikan doa atas kebaikan manusia sambil mengingatkan untuk terus menjaga diri dari perbuatan ingkar dan sia-sia. Sungguh, katanya, tak akan ada daya dan upaya saat.tubuh telah terbaring di liang lahat.

Merenungi bagian ini saja membuatku lebih mentafakuri tentang tokoh Death yang ada di buku ini. Tokoh yang lekat dan membuntuti kita kemana pun. Bahkan lebih dekat dari kehidupan itu sendiri karena ketaatannya pada Tuhan.

Death

Almighty God, I am here at Your will,
Your commandment to fulfill


Kematian yang digambarkan sebagai tokoh yang taat pada Tuhan. Tokoh yang hanya mematuhi commandment Tuhan. Mempertemukan mahluk dengan Tuhan.

Dalam pandangan sederhanaku, Death ikut mengantarkan Everyman pada God, bagaimanapun caranya. Maksudnya di sini adalah Death akan menjemput Everyman dalam setiap keadaan, hingga Everyman harus selalu mempersiapkan diri.

Mungkin, itulah sebabnya Massengger tak pernah lelah mengingatkan Everyman agar tak terjerumus dalam kesenangan semu.

Dialog karakter lain yang cukup keras adalah bagaimana tokoh Knowledge mengagungkan dirinya. Seolah tanpanya, manusia akan menghilang dari peradaban.

Bahkan Kindred (kebaikan) tak bisa selalu menolong Everything. Karena Kindred pun akan meninggalkan Everyman sendiri.

Lalu ada Good Deeds (amal baik) yang juga tak sanggup membantu Everyman.

GOOD DEEDS
Everyman, I am sorry for your fall,
And fain would I help you; if I were able.

Meski selalu menasihati Everyman di setiap langkahnya, ketidakberdayaan Good Deeds untuk selalu membantu melemahkan Everyman. Ia ia pun berpaling pada Knowledge (pengetahuan). Tokoh ini pun bersedia menemani perjalanan Everyman. Berdua bertemulah mereka dengan Confession (Pengakuan).  Kegalauan Everyman membuncah saat Confession menuturkan penebusan dosa yang harus ditempuh. Everyman merintih,.memasrahkan nasibnya pada Tuhan.

EVERYMAN
In the name of the Holy Trinity,
My body punished sore shall be.
Take this, body, for the sin of the flesh;
Also thou delightest to go gay and fresh;
And in the way of damnation thou didst me bring,
Therefore suffer now strokes and punishing... (hal. 19)

Lalu, satu-persatu tokoh dipanggil untuk meringankan penderitaan Everyman. Beauty, Strength, Discretion, dan Five Wits muncul memberikan dukungan. Namun, mereka pun satu persatu pergi. Tak bisa bertahan. Hingga satu yang tertinggal hingga Angel datang menjemput.

Di akhir tulisan, tokoh Doktor muncul. Tokoh yang menemani Everyman di saat terakhirnya. Tak ada Beauty, Five Wits, Strenght dan Discretion, kecuali Good Deeds yang terus berada di sisi Everyman. Di hadapan Tuhan, tak ada yang berarti kecuali Good Deeds.

Tulisan anonymous ini menurutku merupakan tulisan yang padat dengan pesan moral. Bagaimana seseorang seharusnya menghargai dirinya, memahami bahwa Beauty (kecantikan), Strenght (Kekuatan), Persahabatan dan hal lain yang melekat pada dirinya akan meninggalkannya kelak. Kecuali Good Deeds (amal baik). Tak akan ada yang dapat menemani selamanya selain amal baik. Hal yang kelak akan mengangkat derajat kebahagiaan kita di hadapan Tuhan,

Bandarlampung, 29 April 2020

Judul Buku : Everyman
Penulis        : Anonymous
Tebal Buku  : 31 Halaman
Penerbit       : -
Harga           : -
Jenis buku    : PDF

10 comments:

  1. Everything is a past. Past is future. World is mortal... nobody will live forever....

    ReplyDelete
  2. Hanya amal baik yang jadi teman setia ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya mbak.. sepertinya pemahaman ini universal ya^^

      Delete
  3. Bukunya kereeen. Bikin kepo pengen baca. Saran aja, review buku sebaiknya dilengkapi data2 buku, gak hanya judul dan penulis. Bisa hal lainnya spti penerbit, jumlah Hal, disertai harga lebih bagus. Dan tampilkan juga foto cover bukunya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap mbak. Akan aku edit. Anyway, ini aku dapat nya pdf jadi gratis. Blum punya hardbooknya ^^

      Delete
  4. Bukunya bahasa Inggris ternyata eh. Aku belum ada baca Mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya .. ini versi pdf berbahasa Inggris. Blom ktemu yg terjemahan. Eh, blom nyari juga sih hehe

      Delete
  5. wah bahasa inggris ini ya bukunya, tapi suka dengan cara pembahasannya, menarik sekali.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak.. lagi seneng baca yg model gini. Topis. Hanya 31 halamam ^^

      Delete
  6. wah enak banget nge-riviewnya, jd tertarik mau baca bukunya nih :) sukses selalu

    ReplyDelete

And The Mountains Echoed: Harapan dalam Keputusasaan

Manaar tergeletak di kasur tipis, butut dan bau   di antara kasur-kasur serupa di ruangan sempit itu. Tubuhnya kurus dengan benjolan membesa...